Hitstat

21 May 2012

Galatia - Minggu 6 Senin

Pembacaan Alkitab: Yoh. 1:1, 14, 17 Dalam Galatia 2:21 Paulus berkata, "Aku tidak menolak (meniadakan) anugerah Allah." Jika kita memperhatikan ayat ini dalam konteksnya, kita nampak bahwa meniadakan anugerah (kasih karunia) Allah berarti dalam pengalaman kita, kita tidak membiarkan Kristus hidup di dalam kita. Dalam ayat 20 Paulus berkata, "Bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku." Kemudian ia berkata bahwa ia tidak meniadakan anugerah Allah. Ini merupakan satu petunjuk yang kuat bahwa bagi kita, kaum beriman, meniadakan anugerah Allah berarti menyangkal Kristus, dan tidak memberikan kesempatan kepada-Nya untuk hidup di dalam kita. Anugerah Allah justru adalah Kristus yang hidup itu sendiri. Membiarkan Kristus hidup di dalam kita berarti menikmati anugerah Allah. Tetapi tidak membiarkan Dia hidup di dalam kita berarti meniadakan anugerah Allah. Sekarang kita harus memaparkan definisi anugerah. Anugerah adalah Allah dalam Trinitas-Nya melalui proses inkarnasi, kehidupan insani, penyaliban, kebangkitan, dan kenaikan untuk menjadi segala sesuatu bagi kita. Sesudah mengalami proses yang begitu panjang, Allah Tritunggal telah menjadi segala sesuatu bagi kita. Dia adalah penebusan, keselamatan, hayat, dan pengudusan kita. Setelah melalui proses menjadi Roh pemberi-hayat yang almuhit, maka Allah Tritunggal itu sendiri menjadi anugerah kita. Jika kita ingin mengerti anugerah yang diwahyukan dalam Perjanjian Baru, kita perlu suatu pandangan yang jelas dan menyeluruh terhadap Perjanjian Baru itu sendiri. Anugerah adalah satu hal yang memiliki makna yang hebat. Pemberian hukum Taurat melalui Musa merupakan peristiwa besar bagi bangsa Yahudi. Fakta datangnya anugerah dibandingkan dengan pemberian hukum Taurat menunjukkan bahwa anugerah lebih besar daripada hukum Taurat. Sejauh yang menyangkut bangsa Yahudi, selain Allah, tidak ada apa pun yang lebih besar daripada hukum Taurat. Tetapi Yohanes 1:17 menunjukkan bahwa anugerah lebih besar daripada hukum Taurat. Hukum Taurat adalah sesuatu yang diberikan, namun anugerah adalah sesuatu yang datang. Kita telah menunjukkan bahwa menurut Yohanes 1:17, anugerah lebih besar daripada hukum Taurat. Sesungguhnya, Allah memang lebih besar daripada hukum Taurat. Namun, jika Allah tetap obyektif terhadap kita, maka dalam pengalaman kita Ia tidaklah lebih besar daripada hukum Taurat. Agar Ia bisa menjadi lebih besar daripada hukum Taurat bagi kita, maka Allah Tritunggal harus subyektif. Jadi, dalam Perjanjian Baru, anugerah menunjukkan Allah Tritunggal yang melalui proses menjadi segala sesuatu kita dan hidup di dalam kita. Tidak ada apa pun yang dapat mengungguli Roh pemberi-hayat almuhit dan yang melalui proses, yang tinggal di dalam kita ini. Kita pun telah menunjukkan bahwa dalam Galatia 2:20 Paulus berkata bahwa ia telah disalibkan bersama Kristus dan Kristus hidup di dalam dia. Lalu dalam ayat 21 ia berkata lagi bahwa ia tidak meniadakan anugerah Allah. Ini menunjukkan bahwa anugerah Allah adalah Putra Allah yang hidup di dalam kita. Sudah tentu ini jauh lebih besar daripada hukum Taurat. Putra Allah berinkarnasi tidak saja untuk hidup di bumi, tersalib, bangkit, dan naik ke surga, Dia pun datang untuk hidup di dalam kita. Inilah anugerah. Sumber: Pelajaran-Hayat Galatia, Buku 1, Berita 11