Hitstat

22 May 2012

Galatia - Minggu 6 Selasa

Pembacaan Alkitab: Kol. 1:12 Sekarang marilah kita meninjau apa yang telah dan akan dilakukan anugerah bagi kita berdasarkan Perjanjian Baru. Walaupun manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah untuk mengekspresikan Dia dan mewakili Dia, namun manusia telah jatuh. Manusia yang jatuh tidak saja telah melakukan sesuatu yang keliru dari luar, tetapi juga telah terinjeksi oleh sifat dosa ke dalam dirinya. Di hadapan Allah yang benar, perbuatan kita penuh dosa, dan dalam pandangan Allah yang kudus, sifat kita adalah jahat. Tambahan pula, kita tidak dapat berbuat apa-apa terhadap situasi kita. Bagi manusia yang telah jatuh, menuju kepada hukum Taurat dan berusaha memeliharanya dengan sekuat tenaga adalah perbuatan yang terlalu bodoh. Kalaupun kita dapat memelihara hukum Taurat, apakah yang dapat kita lakukan terhadap sifat kita yang jahat? Betapa kita harus memuji Allah karena anugerah-Nya dan karena apa yang telah Ia lakukan bagi kita! Pertama-tama, Allah Tritunggal berinkarnasi, hidup di bumi untuk memenuhi tuntutan hukum Taurat Allah yang benar dan kudus. Setelah memenuhi tuntutan hukum Taurat, Ia naik ke atas salib dan mati bagi dosa-dosa kita sebagai pengganti kita. Melalui kematian-Nya, Kristus menebus kita. Karena itu, penebusan merupakan hal pertama dari apa yang telah digenapkan oleh anugerah Allah untuk kita. Setelah menggenapkan penebusan melalui kematian-Nya, Kristus dibangkitkan dari antara orang mati untuk membebaskan hayat ilahi dari dalam diri-Nya. Dalam kebangkitan, Dia telah menjadi Roh pemberi-hayat yang diterima oleh orang yang mau mengapresiasi Dia, mengasihi Dia, percaya kepada-Nya, berseru kepada-Nya, dan bertobat. Begitu orang yang berdosa berespon demikian kepada-Nya, Dia sebagai Roh pemberi-hayat segera masuk ke dalam orang ini, dan melalui kelahiran kembali terlahir ke dalamnya. Bukankah ini merupakan satu aspek dari anugerah Allah? Ini adalah hal kedua dari apa yang dilakukan anugerah Allah bagi kita. Ketiga, sejak hari kita dilahirkan kembali, Kristus tinggal di dalam roh kita untuk hidup di dalam kita, dan bersama kita. Melalui hidup di dalam kita, Kristus memungkinkan kita menempuh suatu kehidupan yang memuaskan hati Allah. Di dalam anugerah-Nya, Kristus hidup di dalam kita dan bersama kita. Keempat, tatkala Kristus hidup di dalam kita, Dia juga menyuplaikan semua kekayaan-Nya ke dalam diri kita untuk menguduskan, mengubah, dan menjadikan kita anakanak Allah dalam realitas dan pelaksanaannya (prakteknya). Dengan jalan inilah kita menikmati hak keputraan yang sempurna. Kelima, dalam waktu yang telah ditetapkan, Kristus akan kembali lagi dan menjenuhi tubuh jasmani kita dengan unsur-Nya. Hal ini akan membuat tubuh kita diubah menjadi tubuh mulia, yakni yang serupa dengan tubuh kebangkitan Kristus. Sudah tentu hal ini merupakan aspek lain dari anugerah Allah. Dengan menjenuhi kita, Kristus akan memuliakan kita dan dimuliakan di dalam kita. Dia akan membawa kita semua masuk ke dalam kemuliaanNya, di mana kita akan benar-benar serupa Dia, baik dalam roh, jiwa, dan tubuh. Terakhir, dalam kekekalan dan untuk selama-lamanya kita akan menikmati Kristus sebagai air hayat dan pohon hayat. Sumber: Pelajaran-Hayat Galatia, Buku 1, Berita 11