Hitstat

14 May 2012

Galatia - Minggu 5 Senin

Pembacaan Alkitab: Rm. 7:4 Konsepsi tentang kesatuan yang organik ini terkandung dalam Roma 7. Dalam pasal tersebut Paulus memakai ilustrasi kehidupan pernikahan. Dalam Roma 11 Paulus meneruskan dengan ilustrasi lain: pengokulasian sebuah ranting dari satu pohon ke pohon yang lain, sebuah ranting pohon zaitun liar diokulasi ke sebuah pohon zaitun yang baik. Sebagai akibat atau hasil pengokulasian itu, ranting dari pohon zaitun liar bertumbuh bersama pohon zaitun yang baik secara organik. Kita, ranting-ranting pohon zaitun liar, kini telah diokulasi dengan Kristus, pohon zaitun yang baik. Dalam hal pengokulasian, ada dua aspek utama: pemotongan dan penyatuan atau penyambungan. Tanpa pemotongan, pengokulasian sama sekali tidak dapat terlaksana. Jika ranting sebuah pohon ingin diokulasi dengan pohon lain, ranting itu pertama-tama harus dipotong. Setelah pemotongan dilakukan, barulah dilakukan penyambungan atau penyatuan. Penyatuan ini bersifat organik. Karena itu, dalam hal pengokulasian kita melakukan pemotongan, penyambungan, dan penyatuan yang organik. Pemotongan mengacu kepada kematian Kristus, dan penyambungan mengacu kepada kebangkitan Kristus. Dalam kematian Kristus hayat usang kita dikerat, dan dalam kebangkitan Kristus kita disambung dengan Kristus untuk pertumbuhan lebih lanjut. Pengalaman atas kematian Kristus menyebabkan kita mati terhadap hukum Taurat, sedangkan kebangkitan memungkinkan kita untuk hidup terhadap Allah. Jadi, mati terhadap hukum Taurat dan hidup terhadap Allah menyiratkan kematian dan kebangkitan Kristus. Hanya dengan diokulasi ke dalam Kristus barulah kita dapat bersatu dengan Dia di dalam kematian dan kebangkitan-Nya. Dalam diri kita sendiri mustahilah kita mati terhadap hukum Taurat atau hidup terhadap Allah. Tetapi, ketika kemustikaan Tuhan Yesus terinfus ke dalam kita dan kita mulai mengapresiasi Dia, kita diokulasi ke dalam Dia. Di satu pihak kita terpotong, di pihak lain kita disambung dengan Kristus dalam hayat kebangkitan-Nya. Setelah kesatuan ini terjadi, kita akan bersatu dengan Kristus secara organik. Sekarang kita harus hidup di dalam kesatuan organik ini. Pada aspek negatif kita telah terkerat di dalam kematian Kristus, pada aspek positif kita telah bersatu dengan Kristus dalam kebangkitan-Nya. Dalam pemotongan ini kita tidak saja telah mati tehadap hukum Taurat, tetapi juga terhadap setiap perkara yang bukan Allah. Berdasarkan Galatia 6, kita pun telah mati terhadap dunia, khususnya dunia yang agamis, melalui penyaliban Kristus (ayat 13-14). Melalui pemotongan yang almuhit dari kematian Kristus yang almuhit di atas salib, kita telah mati terhadap setiap hal yang bukan Allah. Karena kita telah diokulasikan dengan Kristus, pengalaman-Nya telah menjadi sejarah kita. Tatkala Dia mati di atas salib, kita pun mati di dalam Dia. Tatkala Dia disalibkan, kita pun dipotong dari pohon zaitun liar. Ini berarti kita telah dipotong dari ego, daging, dunia, agama, dan hukum Taurat berikut peraturan-peraturannya. Tambahan pula, karena kita telah diokulasi dengan Kristus, maka kebangkitan-Nya pun telah menjadi sejarah kita. Oleh karena itulah kita dapat mendeklarasikan dengan tegas bahwa kita telah disalibkan, dikubur, dan dibangkitkan bersama Kristus. Alangkah ajaibnya sejarah kita! Sumber: Pelajaran-Hayat Galatia, Buku 1, Berita 9