Hitstat

30 May 2012

Galatia - Minggu 7 Rabu

Pembacaan Alkitab: Gal. 3:2

Penekanan dalam wahyu ekonomi Allah di dalam kedua pasal pertama Kitab Galatia ialah pada Kristus. Tetapi dalam pengalaman hayat kita, sebagaimana yang disajikan dalam keempat pasal terakhir, penekanannya adalah pada Roh itu. Pernahkah Anda perhatikan, dalam Galatia 1 dan 2 tidak disebut-sebut tentang Roh itu? Tetapi, ayat demi ayat membicarakan Kristus. Mulai 3:2, Roh itu diwahyukan; Roh itu dalam pasal 3 adalah Kristus dalam pasal 2. Janganlah mengira bahwa Roh itu terpisah dengan Kristus. Dalam pasal-pasal yang membahas wahyu ekonomi Allah, kita membaca tentang Kristus, tetapi dalam pasal-pasal yang mengungkapkan pengalaman hayat kita, kita membaca tentang Roh itu. Di samping memberi kita wahyu tentang ekonomi Allah, Kitab Galatia juga memberi kita wahyu tentang pengalaman hayat kita yang di depan bersifat obyektif, sedangkan yang di belakang bersifat subyektif. Penekanan dalam wahyu ekonomi Allah pada segi obyektifnya adalah Kristus, tetapi penekanan dalam pengalaman hayat pada segi subyektifnya adalah Roh itu.

Ada banyak orang Kristen, ketika ditanya apakah mereka telah menerima Roh itu, mereka tidak jelas, bahkan tidak tahu bagaimana menjawabnya. Mereka perlu nampak, ketika kita percaya kepada Tuhan Yesus, terjadilah suatu kesatuan yang organik. Saat bertobat dan beriman, saat itulah rampung suatu kesatuan organik yang ajaib antara kita dengan Tuhan Yesus. Banyak orang karena tidak tahu tentang fakta kesatuan organik semacam ini, maka mereka tidak dapat menikmati Roh itu sebagai berkat Injil yang almuhit dan terakhir. Mereka tidak menikmati berkat ini, malahan diselewengkan ke peraturan-peraturan, doktrin, atau ke pemahaman Alkitab secara harfiah dan mati. Yang lainnya mungkin menuntut apa yang disebut berkat yang kedua atau pencurahan Roh dengan berbahasa lidah. Namun, dalam keempat kitab yang merupakan jantung wahyu ilahi dalam Perjanjian Baru - Galatia, Efesus, Filipi, dan Kolose - tidak disebut-sebut tentang bahasa lidah atau pencurahan Roh. Sebaliknya, Paulus menempatkan penekanan yang kuat atas pemeteraian Roh itu, jaminan Roh itu, dan pencicipan Roh itu. Ketika kita percaya kepada Tuhan Yesus, kita dimeteraikan oleh Roh itu. Pada saat itu pula terjadi kesatuan yang organik, jaminan Roh itu diberikan. Dengan kata lain, ketika kita percaya kepada Tuhan Yesus, kita pun menerima Roh itu, dan Roh itu menjadi berkat Injil yang terakhir bagi kita.

Para penganut agama Yahudi tidak mengetahui kesatuan organik yang rahasia dengan Kristus semacam ini, sedang kaum beriman Galatia tidak jelas tentang hal ini dan diselewengkan dari hal ini. Demikian pula orang-orang Kristen hari ini. Karena begitu banyak orang beriman tidak memahami apa yang terjadi dalam batin mereka pada saat mereka percaya Tuhan Yesus, mereka diselewengkan dan diduduki oleh hal-hal lain. Karena itu, penting sekali kita nampak apakah yang terjadi di dalam kita ketika kita percaya kepada Tuhan. Dengan satu kesatuan yang organik ini kita telah dicangkokkan ke dalam Allah Tritunggal. Sekarang seluruh diri Allah Tritunggal, semua yang telah Ia lakukan, semua yang telah dirampungkan, dan semua yang telah dicapai dan diperoleh-Nya, telah menjadi bagian kita. Karena para penganut agama Yahudi mengacaukan kaum beriman di Galatia dan karena kaum beriman di Galatia itu sendiri kekurangan pengenalan, maka Paulus berbeban menulis Surat Kiriman ini. Ia teristimewa berbeban membahas masalah-masalah dalam pasal 3. Setiap orang yang percaya harus jelas bahwa Kristus dan Roh itu adalah satu. Kesatuan ini adalah satu rahasia bagi kenikmatan kita.


Sumber: Pelajaran-Hayat Galatia, Buku 1, Berita 13