Hitstat

01 June 2013

Efesus - Minggu 36 Sabtu


Pembacaan Alkitab: Yoh. 6:63


Sepanjang sejarah gereja, hal ketiga yang merusak gereja ialah organisasi. Unsur perusak ini mulai muncul pada abad kedua, sebagian besar melalui pengaruh se-orang tokoh rohani, yakni Ignatius, yang mengajarkan bahwa uskup berbeda dengan penatua. Tetapi berdasarkan Alkitab, penatua dan uskup mengacu kepada kelompok orang yang sama. Istilah penatua ditujukan kepada orangnya, sedang uskup atau penilik ditujukan kepada pekerjaannya. Dalam Perjanjian Baru para penatua menilik atau mengawasi berbagai aspek dari hidup gereja. Ajaran yang mengatakan bahwa uskup berada di atas penatua memberikan jalan bagi perkembangan suatu hierarki, yang disusun dengan organisasi ketat yang mencakup para uskup, uskup agung, kardinal, dan Paus. Hal ini mengakibatkan Roh Kudus kehilangan kedudukan di dalam apa yang disebut “gereja” itu. Untuk mempertahankan organisasi, maka perlu ada peraturan, bentuk, dan upacara. Itulah sebabnya perkara-perkara tersebut sangat diperlukan dalam apa yang disebut “gereja” itu.

Jika kita jelas akan faktor-faktor yang merusak gereja, kita akan terhindar dari menempuh jalan kekristenan yang usang, dan kita tidak akan memberi tempat bagi agama, pohon pengetahuan, atau organisasi.

Beban saya ialah menghendaki kita semua “dibongkar” bagi Kristus dan gereja, dan agar kita dibongkar dari perkara-perkara kekristenan yang usang. Dalam pemulihan Tuhan kita harus sepenuhnya kembali kepada keadaan yang semula, di mana terdapat perihal makan pohon hayat. Pada permulaannya hanya ada firman yang merawat kita, tanpa agama, pohon pengetahuan, dan organisasi. Betapa kita perlu dibongkar dari ketiga faktor jahanam yang merusak gereja itu! Demi rahmat Tuhan, banyak di antara kita yang telah dibongkar, dan ada lainnya yang sedang dibongkar melalui sidang demi sidang. Ketika saya berkontak dengan kaum saleh, saya mengetahui banyak yang telah dilepaskan sepenuhnya dari agama, pengetahuan, dan organisasi. Karena kita telah dibongkar dan dibebaskan, maka kita dapat hidup dan agresif bagi Kristus dan gereja ke mana saja kita pergi. Setelah dibongkar, kita menjadi satu, dan kita memiliki realitas kasih persaudaraan, bukan sebagai doktrin.

Semoga kita semua dapat terkesan secara mendalam bahwa hidup gereja tidak ada sangkut pautnya dengan agama, pengetahuan, atau organisasi. Dalam gereja tidak ada tempat bagi peraturan, bentuk, atau tata cara. Kita bahkan tidak memperhatikan pengetahuan Alkitab secara harfiah. Bagi kita, setiap perkataan dalam Alkitab harus menjadi roh dan hayat (Yoh. 6:63). Demikian, gereja akan menjadi hidup dan terpelihara dalam keesaan. Roh pemberi-hayat adalah keesaan kita. Setiap perkara yang kita perlukan bagi hidup gereja berada dalam Roh yang almuhit ini. Ketika kita membaca firman suci, kita harus melatih roh kita untuk berdoa, agar firman itu menjadi Roh dalam pengalaman kita, sehingga kita bisa memiliki hidup gereja yang sejati. Selama kita memiliki hidup gereja, kita akan memiliki segala-galanya: keselamatan, penebusan, pengudusan, hayat kemenangan, pengangkatan, dan kerajaan. Dalam hidup gereja, segala sesuatu, baik dalam waktu maupun dalam kekekalan, adalah milik kita.


Sumber: Pelajaran-Hayat Efesus, Buku 3, Berita 73

No comments: