Hitstat

28 June 2013

Efesus - Minggu 40 Jumat


Pembacaan Alkitab: Yoh. 1:16; Kol. 2:9


Sekarang marilah kita membahas perbedaan antara kekayaan Kristus dengan kepenuhan Kristus. Kekayaan Kristus ialah apa adanya Kristus bagi kita dalam segala sifat ilahi-Nya dan pekerti insani-Nya. Kekayaan-kekayaan ini tidak terduga. Kepenuhan Kristus, Tubuh, berasal dari kenikmatan atas kekayaan-kekayaan Kristus. Melalui kenikmatan atas kekayaan Kristus, kita menjadi kepenuhan-Nya untuk mengekspresikan-Nya. Kristus yang adalah Allah yang tidak terbatas oleh pembatasan-pembatasan apa pun, begitu besar, sehingga Ia memenuhi segala sesuatu dalam segala sesuatu. Kristus yang sedemikian memerlukan gereja menjadi kepenuhan-Nya untuk ekspresi-Nya yang sempurna.

Kekayaan Kristus memerlukan satu ekspresi. Bila kekayaan ini diekspresikan, maka ekspresi itu ialah kepenuhan Kristus. Ketika Kristus berinkarnasi, kekayaan Allah diekspresikan. Tetapi, inkarnasi sama sekali tidak “menghabiskan” kekayaan ini; itu merupakan keluapan dan kepenuhan kekayaan Allah. Kristus berasal dari pangkuan Bapa (Yoh. 1:18), tetapi kedatangan-Nya itu sedikit pun tidak “menghabiskan” kekayaan ilahi dalam pangkuan Bapa. Sebaliknya, semakin banyak yang dikeluarkan, semakin banyak pula yang dapat dikeluarkan. Karena itu, Kristus tidak saja memiliki kekayaan, juga kepenuhan. Karena alasan inilah Yohanes 1:16 mengatakan, “Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima anugerah demi anugerah.” Kristus ialah kepenuhan ke-Allahan. Ketika Ia datang ke dunia, Dia adalah keluapan kekayaan Allah. Karena itu, Ia menjadi kepenuhan Allah. Kekayaan itu tidak hanya berada di dalam-Nya, bahkan seluruh kepenuhan ke-Allahan itu sendiri berdiam secara jasmaniah di dalam-Nya (Kol. 2:9).

Kepenuhan Kristus berasal dari kenikmatan atas kekayaan Kristus. Kalau gereja memiliki kekayaan Kristus tanpa menjadi kepenuhan Kristus, itu menunjukkan bahwa Kristus itu terbatas. Akan tetapi fakta gereja tidak saja memiliki kekayaan Kristus, tetapi juga sebagai kepenuhan-Nya, menunjukkan bahwa Kristus yang telah dialami dan dinikmati oleh gereja bersifat tak terbatas. Kekayaan yang terbatas tidak dapat menghasilkan kepenuhan. Hanya kekayaan yang tak terbatas barulah dapat menghasilkan kepenuhan. Sebagai ekspresi kekayaan Kristus yang tidak terduga, maka gereja ialah ekspresi tak terbatas dari Kristus yang tak terbatas. Hal ini berarti gereja ialah kepenuhan Kristus, dan Kristus sendiri ialah jelmaan kepenuhan Allah. Beban saya dalam berita ini hanyalah ingin menunjukkan bahwa gereja seharusnya menjadi ekspresi Kristus yang sedemikian.

Gereja bukan ekspresi apa pun yang di luar Kristus. Kita telah melihat banyak orang Kristen telah terpikat oleh karunia-karunia rohani. Tetapi karunia-karunia itu bukanlah Kristus sendiri. Demikian pula, doktrin dan kekuatan bukan Kristus sendiri. Bahkan Alkitab pun bukan Kristus. Kristus, persona yang hidup dan ajaib ialah jelmaan Allah. Kita tidak boleh mengizinkan perkara apa pun menggantikan Kristus. Karunia-karunia rohani mungkin menjadi suatu sarana untuk mengambil bagian dalam Kristus, kekuatan mungkin dapat membantu kita mengenal Kristus, dan doktrin pun mungkin menjadi alat untuk menyalurkan Kristus. Kita berterima kasih kepada Tuhan atas karunia-karunia, kekuatan, ajaran-ajaran, dan khususnya Alkitab. Tetapi kita paling berterima kasih kepada Allah karena Putra-Nya, Tuhan Yesus Kristus. Allah ingin membawa kita kembali kepada Kristus, kembali dari setiap perkara yang telah menjadi pengganti-Nya atau yang telah menyelewengkan kita dari Dia. Karena itu, ketika kita sebagai orang-orang Kristen berhimpun bersama, kita tidak seharusnya memperhatikan manifestasi karunia-karunia atau bahkan ajaran-ajaran firman, melainkan hanya memperhatikan ekspresi Kristus yang hidup.


Sumber: Pelajaran-Hayat Efesus, Buku 4, Berita 81

No comments: