Hitstat

08 November 2013

Filipi - Minggu 11 Jumat



Pembacaan Alkitab: Flp. 3:8-11


Dalam Filipi 3:10 Paulus membicarakan kuasa kebangkitan Kristus. Kuasa kebangkitan Kristus adalah hayat kebangkitan-Nya yang telah membangkitkan Dia dari antara orang mati (Ef. 1:19-20). Hayat ilahi Kristus mengandung unsur kebangkitan. Bahkan sebelum Dia dibangkitkan, Dia dapat berkata kepada Marta, “Akulah kebangkitan dan hidup” (Yoh. 11:25). Realitas hayat kebangkitan Kristus adalah Roh itu. Kebangkitan adalah sesuatu yang abstrak dan rahasia, tidak ada orang yang dapat mendefinisikannya. Tetapi kita dapat mengenal Roh itu sebagai realitas kebangkitan. Roh Kristus adalah realitas kebangkitan Kristus. Karena itu, di mana ada Roh Kristus, di situ ada kebangkitan. Karena Roh ini sekarang berada dalam batin kita, maka kuasa kebangkitan Kristus juga berada dalam batin kita.

Dalam Filipi 3:10 Paulus selanjutnya berkata tentang persekutuan dalam penderitaan Kristus dan menjadi serupa dengan kematian-Nya. Persekutuan dalam penderitaan Kristus adalah partisipasi kita dalam penderitaan-Nya. Dalam seumur hidup-Nya, Kristus telah mengalami proses peremukan, sehingga kuasa hayat dapat dibebaskan dari batin-Nya. Dia dihancurkan, khususnya ketika Dia mati di atas salib. Benih hayat ilahi telah tertanam ke dalam diri kita. Sekarang kita juga perlu diremukkan, agar kuasa hayat dalam benih itu dapat dibebaskan. Jika manusia lahiriah kita telah dihancurkan, maka benih dalam batin kita akan dapat membebaskan kuasa hayatnya.

Akhirnya, proses peremukan manusia lahiriah ini akan menghasilkan penyerupaan penuh dalam kematian Kristus. Dengan jalan demikianlah kematian Kristus akan menjadi satu model atau pola bagi peremukan kita. Kemudian, dalam kehidupan sehari-hari, kita akan dapat menerapkan Kristus pada setiap keperluan kita. Jika kita memerlukan kekuatan, Dia akan menjadi kekuatan kita. Jika kita memerlukan kesabaran, Dia sendiri akan menjadi kesabaran kita. Itulah artinya mengenal Kristus, mengalami Dia, dan menikmati Dia.

Dalam 3:10 Paulus memakai ungkapan “menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya”. Ungkapan ini menunjukkan bahwa Paulus ingin membuat kematian Kristus sebagai suatu cetakan hidupnya. Kematian Kristus merupakan satu cetakan yang kepadanya kita dibentuk menjadi serupa dengan kematian-Nya itu, laksana adonan ditaruh ke dalam cetakan kue dan diserupakan dengannya. Paulus senantiasa menempuh hidup tersalib, suatu hidup di bawah salib, seperti yang Kristus lakukan dalam hidup insani-Nya. Melalui hidup yang demikian kuasa kebangkitan Kristus dialami dan diekspresikan. Cetakan kematian Kristus mengacu kepada pengalaman Kristus yang terus-menerus mematikan hayat insani-Nya, agar Ia dapat hidup dengan hayat Allah (Yoh. 6:57). Hidup kita harus diserupakan dengan cetakan semacam ini melalui kematian kita terhadap hayat insani kita untuk menempuh hidup yang ilahi. Diserupakan dengan kematian Kristus adalah syarat untuk mengenal dan mengalami Dia, kuasa kebangkitan-Nya, dan persekutuan penderitaan-Nya.


Sumber: Pelajaran-Hayat Filipi, Buku 1, Berita 22

No comments: