Hitstat

28 November 2013

Filipi - Minggu 14 Kamis



Pembacaan Alkitab: Flp. 4:5-9


Dalam berita terdahulu kita sudah mulai membahas beberapa kebajikan unggul dari kehidupan orang Kristen. Kita menunjukkan bahwa 4:5-9 merupakan ekspresi kehidupan yang memperhidupkan Kristus. Dalam berita ini, yakni kelanjutan dari berita terdahulu, kita akan meneruskan meninjau keenam aspek pengendali dari kehidupan yang memperhidupkan Kristus.

Paulus memberi kita aspek-aspek pengendali ini dalam ayat 8, “Jadi, akhirnya, Saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.” Aspek pengendali pertama dari kehidupan yang memperhidupkan Kristus ialah “semua yang benar”. Apa pun yang kita lakukan dan katakan haruslah benar. Aspek kedua ialah “semua yang mulia.” Istilah “mulia dalam bahasa aslinya berarti yang patut dihormati, layak dihormati, terhormat, disegani (1 Tim. 3:8, 11; Tit. 2:2). Aspek ketiga adalah “semua yang adil”. Ini ditujukan kepada apa yang benar di hadapan Allah dan manusia. Aspek keempat adalah “semua yang suci,” berarti tulus dalam maksud dan tindakan, tanpa campuran apa pun. Aspek kelima adalah “semua yang manis”. Istilah “manis” berarti patut dikasihi, menyenangkan, layak disayang.Aspek keenam adalah “semua yang sedap didengar.” Ini berarti semua yang bereputasi baik, menarik, memikat, dan ramah. Jika kita memperhidupkan Kristus, kehidupan kita pasti mengekspresikan semua aspek ini.

Di sini saya ingin menunjukkan bahwa semua kebajikan insani diciptakan oleh Allah. Menurut Kejadian 1:26, kita diciptakan menurut gambar Allah. Kebajikan insani kita merupakan sebuah wadah untuk menampung kebajikan ilahi. Ibarat sebuah sarung tangan dibuat menurut gambar tangan untuk menyarungi tangan. Alkitab mewahyukan bahwa gambar Allah ialah Kristus (Kol. 1:15; 2 Kor. 4:4). Karena itu, mengatakan manusia diciptakan menurut gambar Allah berarti manusia diciptakan menurut bentuk Kristus. Manusia diciptakan menurut Kristus, supaya dapat menampung Kristus dan mengekspresikan Dia. Sebuah sarung tangan dirancang menurut pola sebuah tangan, supaya dapat menyarungi tangan itu. Demikian pula, manusia dirancang oleh Allah untuk mengemban pola Kristus. Ketika Kristus masuk ke dalam seseorang, orang itu menjadi satu wadah yang menampung Kristus.

Berdasarkan perkataan Paulus, “Bagiku hidup adalah Kristus” (1:21), kita dapat mengatakan dengan pasti bahwa kebajikan-kebajikan dalam 4:8 adalah aspek dari penampilan kehidupan yang memperhidupkan Kristus. Karena Paulus sendiri memperhidupkan Kristus, maka ia tentu tidak mungkin menyuruh kaum saleh memperhidupkan sesuatu yang lain sebagai pengganti Kristus. Karena itu, kebajikan-kebajikan yang ia sebut dalam 4:8 pasti adalah ekspresi realitas yang diperhidupkan Paulus dan kaum saleh lainnya. Realitas ini ialah Kristus sendiri.

Tidak hanya demikian, dalam pasal 2 kita nampak Kristus sebagai teladan dan dalam pasal 3 penuntutan atas Kristus untuk mendapatkan Dia. Untuk mendapatkan Kristus, Paulus telah menganggap segala sesuatu sampah. Mana mungkin kemudian dalam pasal 4 ia menjunjung kebajikan-kebajikan insani? Ini petunjuk lain bahwa kebajikan-kebajikan dalam pasal ini bukan sesuatu yang di luar Kristus itu sendiri. Sebaliknya, kebajikan-kebajikan ini pasti adalah ekspresi Kristus yang diperhidupkan oleh kaum beriman.


Sumber: Pelajaran-Hayat Filipi, Buku 2, Berita 28

No comments: