Hitstat

27 November 2013

Filipi - Minggu 14 Rabu



Pembacaan Alkitab: Flp. 4:5-9


Dalam ayat 6 Paulus meneruskan, “Janganlah hendaknya kamu khawatir tentang apa pun juga . . .” Kerap kali bila kita mendengar kabar buruk, kita akan cemas dan menjadi khawatir. Kekhawatiran akan merusak kehidupan yang memperhidupkan Kristus. Janganlah khawatir, melainkan dalam setiap hal kita nyatakan keinginan kita kepada Allah melalui doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Demikian, damai sejahtera Allah akan menjaga hati dan pikiran kita dalam Kristus Yesus (ayat 7). Damai sejahtera Allah akan menyelamatkan kita dari ketakutan dan kekhawatiran. Kata-kata Paulus di sini membuktikan bahwa penjelasan kita atas ayat-ayat ini menurut pengalaman kita adalah tepat. Dibebaskan dari kekhawatiran adalah untuk menjaga kita tetap tenang dan teduh.

Dalam ayat 6 Paulus menyuruh kita, “Nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.” Kata “segala hal” ditujukan kepada berbagai hal yang kita alami tiap hari. Di bawah berkat Tuhan, banyak hal positif yang terjadi, dan kita mendengar kabar baik. Namun, kita juga mengalami hal-hal negatif dan mendengar kabar buruk. Bagaimanapun, dalam setiap hal kita harus menyatakan keinginan kita kepada Allah melalui doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Doa bersifat umum, beresenskan penyembahan dan persekutuan; permohonan bersifat khusus, ditujukan kepada keperluan tertentu. Perhatikan, Paulus berkata, “dengan ucapan syukur” bukan “dan ucapan syukur”. Ini menunjukkan bahwa doa dan permohonan kita seharusnya disertai dengan ucapan syukur kita kepada Tuhan.

Hasil dari bersatu secara organik dengan Tuhan adalah damai sejahtera Allah menjaga hati dan pikiran kita dalam Kristus Yesus (ayat 7). Damai sejahtera Allah sebenarnya adalah Allah sendiri sebagai damai sejahtera (ayat 9) diinfuskan ke dalam kita melalui persekutuan kita dengan Dia melalui doa, sebagai penangkal kegelisahan dan penawar kekhawatiran (Yoh. 16:33).

Dalam ayat 7 Paulus mengatakan bahwa damai sejahtera Allah akan memelihara hati dan pikiran kita dalam Kristus Yesus. Istilah “memelihara” boleh juga diterjemahkan sebagai “menjaga”. Allah sumber damai sejahtera berpatroli di hadapan pikiran dan hati kita dalam Kristus, menjaga kita tetap tenang dan teduh. Hati adalah sumber, pikiran adalah saluran. Damai sejahtera Allah menjaga hati dan pikiran kita. Ini berarti di dalam Kristus Yesus damai sejahtera berpatroli sebagai pengawal yang mondar mandir di depan hati dan pikiran kita. Damai sejahtera Allah yang berpatroli dalam diri kita sedemikian itu memelihara kita supaya kita tenang dan teduh. Sekalipun kita mungkin mengalami banyak kesukaran dan kekhawatiran, tidak ada apa pun yang dapat mengganggu kita. Ini bukan sekadar ajaran, melainkan perkataan yang cocok dengan pengalaman kita. Dari pengalaman kita tahu bahwa damai sejahtera Allah terinfus ke dalam kita, sehingga kita menjadi tenang.

Dalam 4:5-7 Paulus tidak menyinggung perihal yang ketiga selain kebaikan hati dan tidak khawatir. Sebaliknya, ia hanya menunjukkan kedua aspek penting dari kehidupan yang memperhidupkan Kristus ini — kebaikan hati dan tidak khawatir. Bila kita memiliki kebaikan hati dan tidak khawatir, kita akan senantiasa dalam suasana tenang dan teduh. Kemudian kita dapat memperhidupkan Kristus dan memiliki kenikmatan yang penuh akan Kristus.

Sumber: Pelajaran-Hayat Filipi, Buku 2, Berita 27

No comments: