Hitstat

07 November 2013

Filipi - Minggu 11 Kamis



Pembacaan Alkitab: Flp. 3:8-11


Sangat mudah bagi kita untuk mengetahui bahwa hal-hal materi dapat menjadi pengganti Kristus dalam kehidupan kita atau dapat mengganggu kita dalam menikmati Kristus, tetapi tidaklah mudah mengetahui bahwa hal-hal yang bukan materi, seperti agama, filsafat, dan budaya, juga dapat menjadi pengganti Kristus. Sepanjang tahun-tahun ini, saya telah menjumpai banyak orang rohani dari berbagai bangsa; mereka benar adalah penuntut-penuntut Tuhan. Namun, walau mereka telah mencapai kemajuan rohani pada tingkat tertentu, hampir tidak ada seorang pun yang tidak hidup dalam budaya nasional mereka. Sebagai contoh, di antara semua penuntut Kristus yang sejati di China, sedikit sekali yang tidak hidup dalam filsafat etika China. Filsafat ini telah tergarap ke dalam mereka. Karena alasan ini, maka bahkan orang Kristen yang terbaik pun tidak lepas dari pengaruhnya. Itu tidak berarti ajaran-ajaran etika itu salah. Ajaran-ajaran itu telah melindungi orang-orang China berabad-abad lamanya. Masalah utamanya ialah, ajaran-ajaran etika itu bukan Kristus sendiri. Allah tidak menghendaki kita hidup menurut ajaran-ajaran etika tertentu. Etika bukan bagian dari ciptaan baru, bukan yang dari Kristus, bukan dari Roh, atau hayat kebangkitan. Segala sesuatu yang dari Kristus pasti berada dalam kebangkitan, dalam ciptaan baru, dan milik Roh.

Mengenai hal ini, saya merasa prihatin terhadap banyak orang kudus dalam pemulihan Tuhan. Walaupun mereka telah berada di bawah ministri ini bertahun-tahun lamanya, tetapi masih tidak memiliki daya pembeda yang wajar dalam membedakan etika filosofis dengan Kristus.

Tidak hanya demikian, bahkan mereka yang memiliki daya pembeda pun mungkin tanpa disadari atau di bawah sadar masih lebih banyak hidup di dalam lingkungan etika daripada di dalam Kristus. Etika-etika kita boleh jadi sangat baik, tetapi kehidupan etika yang sedemikian bukan kehidupan dalam kebangkitan; itu tidak ada sangkut pautnya dengan Kristus, Roh, atau ciptaan baru.

Tidak peduli betapa sungguh-sungguhnya kaum beriman menuntut Tuhan, mereka tetap berada di bawah pengaruh ciri-ciri suku bangsa mereka. Dalam kehidupan sehari-hari, mereka lebih banyak dipengaruhi oleh budaya mereka daripada oleh Kristus. Ketika Paulus berkata bahwa ia menganggap segalanya rugi, maksudnya tidak semata-mata ditujukan kepada hal-hal materi, tetapi juga kepada hal-hal seperti agama, filsafat, dan budaya. Kita mungkin rela menganggap hal-hal materi rugi karena Kristus, tetapi tidak demikian dengan budaya atau ciri-ciri suku bangsa kita. Tetapi agama, budaya, dan ciriciri suku bangsa adalah hal-hal yang dianggap Paulus sebagai sampah demi memperoleh Kristus dan ditemukan di dalam Dia. Hal-hal itu mungkin sangat baik, tetapi semua itu tidak berada dalam kebangkitan dan ciptaan baru. Tambahan pula, semua itu bukan milik Kristus dan Roh itu.


Sumber: Pelajaran-Hayat Filipi, Buku 1, Berita 22

No comments: