Hitstat

21 November 2013

Filipi - Minggu 13 Kamis



Pembacaan Alkitab: Flp. 3:7-14


Dalam membaca Alkitab kita tidak boleh melihat segalanya memang semestinya demikian. Janganlah kita menganggap sebuah kalimat, sebuah frase, atau sebuah kata memang semestinya demikian, dan mengira kita sudah memahaminya. Ketika saya membaca firman Allah, saya selalu berlatih untuk tidak menganggap semuanya memang semestinya demikian. Saya khusus menaruh perhatian pada kalimat atau ungkapan-ungkapan yang lebih sulit dipahami.

Dalam 3: 7 Paulus berkata, “Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus.” Apakah yang dimaksud Paulus dengan keuntungan dan rugi? Tambahan pula, mengapa ia mengatakan keuntungan dalam bentuk jamak dan rugi dalam bentuk tunggal?

Dalam ayat 8 Paulus melanjutkan, “Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia (mustika) daripada semuanya. Karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus.” Apakah sebenarnya arti kata “mustika” di sini? Apakah pula arti “kemustikaan pengenalan akan Kristus?” Dalam ayat ini Paulus juga mengatakan tentang melepaskan semuanya dan menganggapnya sampah. Mengapa ia tidak mengatakan, “Aku menganggap semuanya itu bukan apa-apa?” Selain itu, apa perbedaan antara rugi dan sampah?

Dalam ayat 9 Paulus berkata, “dan berada (ditemukan di) dalam Dia . . .” Apa artinya ditemukan di dalam Kristus? Ayat 10 mengatakan, “. . . mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematianNya.” Kita harus menaruh lebih banyak perhatian atas ungkapan “kuasa kebangkitan-Nya”. Kita juga harus mengkaji tentang “persekutuan dalam penderitaan-Nya”. Apa maksud Paulus dengan memakai istilah “persekutuan” di sini? Lagi pula, mengapa ia memakai frase “menjadi serupa”? Kita perlu menyelidiki dengan saksama tentang menjadi serupa dengan Kristus dalam kematian, dan memecahkan topik-topik sulit yang ditimbulkan oleh ungkapan tersebut.

Dalam ayat 11 Paulus melanjutkan, “supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan (yang ekstra) dari antara orang mati.” Pemakaian kata “kebangkitan yang ekstra” oleh Paulus di sini sulit dipahami. Bahkan kata “akhirnya” juga perlu pengkajian yang saksama.

Dalam ayat 12 Paulus berkata, “Bukan seolah-olah aku telah memperoleh hal ini atau telah sempurna, melainkan aku mengejarnya, kalau-kalau aku dapat juga menangkapnya, karena aku pun telah ditangkap oleh Kristus Yesus.” Mengapa Paulus di sini memakai kata “memperoleh”, bukan “mendapatkan”? Apa artinya kalimat “menangkapnya, karena aku pun telah ditangkap oleh Kristus Yesus”? Semua perkataan ini sungguh sulit dipahami.

Dalam ayat 13-14 Paulus melanjutkan berkata, “Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap bahwa aku telah menangkapnya, tetapi inilah yang kulakukan: Aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang ada di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan surgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.” Apakah maksud Paulus mengatakan “menganggap” di sini? Kita juga harus bertanya, bagaimana baru bisa melupakan apa yang telah di belakang? Unik pula ungkapan “mengarahkan diri” yang diucapkan Paulus, dan ini juga perlu kita kaji secara saksama. Apakah artinya “mengarahkan diri kepada apa yang di depan”? Kita juga perlu merenungkan “tujuan” dan “hadiah (pahala)” dalam ayat 14. Kita juga perlu menelaah ungkapan “panggilan surgawi”. Mengapa ia mengatakan panggilan surgawi dari Allah itu berada di dalam Kristus Yesus? Mengapa ia tidak mengatakan di dalam Yesus Kristus? Dengan kata lain, mengapa ia meletakkan gelar Kristus sebelum nama Yesus? Lagi pula, mengapa Paulus tidak mengatakan panggilan yang tinggi “oleh” Allah, tetapi “dari” Allah? Jika kita mengajukan pertanyaan-pertanyaan semacam ini ketika membaca Alkitab, kita akan belajar tidak menganggap semuanya itu memang semestinya demikian. Ketika kita membaca firman, kita tak dapat tidak menyadari betapa sedikitnya pengertian kita terhadap hal ini.


Sumber: Pelajaran-Hayat Filipi, Buku 2, Berita 26

1 comment:

Unknown said...

amen... semoga pengenalan akan Kristus Yesus menjadi mustika kita di atas semuanya.