Pembacaan Alkitab: Mrk. 12:18-44
Doa baca:
“Jawab Yesus, ‘Perintah yang terutama
ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhanlah Allah kita, Tuhan itu esa.
Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan
dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.’” (Mrk. 12:29-30)
Terang yang
Melebihi Pengetahuan Ahli Taurat
Ahli Taurat yang kuno tahu Perjanjian Lama dalam
bahasa Ibrani. Tetapi, meskipun mereka memiliki pengetahuan tentang bahasa itu,
mereka tidak menerima suatu terang pun. Tuhan Yesus, sebaliknya, memiliki
terang ilahi. Karena alasan ini, Dia mampu menunjukkan bagaimana masalah
kebangkitan tersirat dalam gelar Allah sebagai Allah Abraham, Allah Ishak, dan
Allah Yakub.
Dalam Markus 12:28-34 Hamba-Penyelamat ditanyai oleh
seorang ahli Taurat. Ahli Taurat adalah istilah yang lebih luas yang mencakup
pengacara. Pengacara sangat mahir dalam hukum-hukum Musa; mereka adalah
penafsir profesional dari hukum Perjanjian Lama. Ahli Taurat ini, yang mengenal
hukum Taurat dengan tuntas, dengan berani datang kepada Tuhan Yesus. Mengetahui
bahwa Tuhan telah menaklukkan orang-orang yang telah berbantah-bantah dengan
Dia, ahli Taurat itu menanyai Tuhan, “Perintah
manakah yang paling utama?” (ayat 28). Tuhan menjawab, “Perintah yang terutama ialah: Dengarlah, hai
orang Israel, Tuhanlah Allah kita, Tuhan itu esa. Kasihilah Tuhan, Allahmu,
dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu
dan dengan segenap kekuatanmu” (ayat 29-30). Mengasihi Tuhan dengan cara
ini adalah mengasihi Dia dengan segenap hakiki dari apa adanya diri kita,
dengan roh, jiwa, dan tubuh kita.
Dalam ayat 31 Tuhan melanjutkan jawabanNya: “Perintah yang kedua ialah: Kasihilah
sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada perintah lain yang lebih
utama daripada kedua perintah ini.” Kedua perintah ini adalah masalah
kasih, mengasihi Allah, atau mengasihi manusia. Perintah terbesar sepenuhnya
adalah perkara kasih, kasih terhadap Allah dan kasih terhadap manusia.
Sumber: Pelajaran-Hayat
Markus, Buku 2,
Berita 37
No comments:
Post a Comment