Hitstat

19 April 2019

Lukas - Minggu 10 Jumat


Pembacaan Alkitab: Luk. 8:32-44
Doa baca: “Lalu kata-Nya kepada mereka, 'Di manakah kepercayaanmu?' Mereka pun menjadi takut dan heran, lalu berkata seorang kepada yang lain, 'Siapa sebenarnya orang ini, sehingga Ia memberi perintah kepada angin dan air dan mereka taat kepada-Nya?'” (Luk. 8:25)


Perjalanan Orang Kristen


Dalam perjalanan kita bersama Tuhan, kita sering menghadapi badai atau angin topan. Kemudian kita mungkin menyimpang dan melupakan firman Tuhan serta fakta bahwa Dia menyertai kita dan sedang beristirahat. Catatan dalam Lukas 8:22-25 bukan memperlihatkan satu perubahan zaman; juga bukan menyajikan kekuasaan Kerajaan Allah, melainkan menggambarkan perjalanan orang Kristen.

Sewaktu kita menempuh jalan yang ditentukan oleh Tuhan, Tuhan akan beristirahat dan musuh akan sibuk. Roh-roh jahat dan roh-roh najis akan menjadi aktif membuat topan untuk menghalangi perjalanan kita. Kita perlu ingat, bahwa sebenarnya ini adalah perjalanan Tuhan, bukanlah perjalanan kita, dan kita sedang berjalan bersama-Nya. Kita sedang menempuh jalan-Nya, dan Dia ada dalam perjalanan bersama kita. Sebenarnya, Dia bahkan ada di dalam perahu bersama kita. Dalam 8:22-39, Tuhan dan murid-murid-Nya mencapai tempat tujuan mereka, yaitu “tanah orang Gerasa yang terletak di seberang Galilea” (8:26). Segera mereka bertemu dengan seorang yang kerasukan setan-setan, seorang yang dirasuk oleh roh-roh jahat. Tuhan mengusir semua setan, dan memberikan izin kepada mereka untuk masuk ke dalam babi-babi yang sedang makan. Gambaran ini berhubungan dengan pengalaman rohani kita. Bila kita menempuh jalan Tuhan, berjalan bersama-Nya, maka akan ada topan. Meskipun demikian, akhirnya kita akan mencapai tempat tujuan di “seberang danau itu”. Kemudian kita akan melihat bahwa di tempat yang demikian Tuhan mengusir setan-setan dan membersihkan usaha yang tidak tahir.

Kita perlu tahu bahwa Allah tidak pernah menjanjikan kepada kita langit selalu biru, dan jalan yang selalu mudah kita lalui di depan kita. Meskipun kita mungkin ada di tengah-tengah angin topan dan air yang mengamuk, kita tidak boleh terganggu. Kita seharusnya memiliki damai sejahtera di dalam Tuhan yang beristirahat karena kita pasti akan sampai di seberang, dan jangan berharap diterima oleh dunia, karena kita berlawanan dengan mereka.


Sumber: Pelajaran-Hayat Lukas, Buku 1, Berita 19

No comments: