Hitstat

05 September 2019

Lukas - Minggu 30 Kamis


Pembacaan Alkitab: Luk. 1:31-35; 2:49
Doa baca: “Jawab-Nya kepada mereka, 'Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?'” (Luk. 2:49)


Kebajikan Insani Manusia telah Rusak


Manusia-Penyelamat lahir dari esens insani dengan kebajikan insani untuk menyelamatkan kebajikan dari kejatuhan manusia. Sebelum Tuhan Yesus lahir, manusia telah jatuh. Kecuali Dia, kebajikan dari setiap manusia itu telah jatuh termasuk kebajikan insani Maria dan Yusuf.

Dalam Kitab-kitab Injil kita dapat melihat perbedaan antara kebajikan-kebajikan insani Manusia-Penyelamat dengan kebajikan-kebajikan insani Maria dan Yusuf. Ketika Yesus berusia dua belas tahun, Dia berkata kepada orang tua-Nya, yang sedang mencari-Nya, “Tidakkah kamu tahu bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa- Ku?” (Luk. 2:49). Di pihak lain, “Ia pulang bersama-sama mereka ke Nazaret; dan tetap hidup dalam asuhan mereka” (ayat 51). Ini adalah ketaatan dalam keinsanian-Nya terhadap orang tua insani-Nya. Inilah kebajikan insani-Nya yang sempurna, yang dipertinggi oleh atribut ilahi-Nya. Dari hal ini kita nampak bahwa kebajikan insani perlu diselamatkan dari kejatuhan.

Manusia-Penyelamat lahir dari esens insani dengan kebajikan insani juga untuk mengembalikan dan memulihkan kebajikan insani dari kerusakan akibat kejatuhan manusia. Contohnya, kebajikan kasih telah rusak. Seorang saudara mungkin sangat mengasihi istrinya pada satu hari, dan pada hari selanjutnya ia mungkin tidak senang dengan istrinya, bahkan berpikir untuk menceraikannya. Seorang anak perempuan mungkin pada suatu ketika sangat mengasihi ibunya, tetapi kasih ini mudah hancur dan dapat tiba-tiba berubah. Inilah bukti bahwa kebajikan kasih manusia telah jatuh dan rusak. Dapatkah kita menghitung berapa banyak lubang yang ada dalam kebajikan insani kita? Kasih, terang, benar, dan kudus kita semuanya telah rusak. Inkarnasi Manusia-Penyelamat bukan hanya menyelamatkan kebajikan manusia dari kejatuhan, tetapi juga mengembalikan dan memulihkan kebajikan manusia dari kerusakan akibat kejatuhan.


Sumber: Pelajaran-Hayat Lukas, Buku 3, Berita 59

No comments: