Pembacaan
Alkitab: Flp. 1:3, 9-10
Doa
baca: “Aku mengucap syukur kepada Allahku setiap kali aku
mengingat kamu.” (Flp. 1:3)
Memiliki Dia sebagai Kebenaran Subyektif
Kita
Sebagai reproduksi manusia-Allah, Paulus damba untuk
didapati dalam Kristus oleh semua pencari-Nya. Ia damba seluruh dirinya
tercelup dalam Kristus dan dijenuhi dengan Kristus supaya seluruh kaum
beriman-Nya mendapati dia sepenuhnya dalam Kristus.
Satu syarat agar didapati dalam Kristus adalah kita
memiliki Kristus sebagai kebenaran subjektif kita, sebagai kebenaran kita yang
unggul. Ini adalah kebenaran yang ditunjukkan oleh Tuhan Yesus dalam Matius
5:20, “Aku berkata kepadamu: Jika
kebenaranmu tidak melebihi kebenaran ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi,
sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga.” Kata “kebenaran” disini bukan mengacu kepada
kebenaran objektif, yakni Kristus yang kita terima ketika kita percaya
kepada-Nya supaya kita dapat dibenarkan di hadapan Allah (1 Kor. 1:30; Rm.
3:26), melainkan mengacu kepada kebenaran subjektif, yakni Kristus yang berhuni
yang diperhidupkan dari kita sebagai kebenaran kita. Kebenaran ini sebenarnya
adalah Allah sendiri yang diperhidupkan dari kita untuk menjadi kebenaran kita
melalui iman kita dalam Kristus, dan juga ekspresi Allah yang di dalam kita.
Dalam Filipi 3:10 ditunjukkan bahwa Paulus
memperhidupkan Kristus dalam kuasa kebangkitan-Nya. Namun, untuk mengenal kuasa
ini memerlukan kesatuan dengan kematian Kristus dan diserupakan dengannya.
Supaya kita dapat mengalami kuasa kebangkitan ini, kita perlu menempuh satu
kehidupan yang tersalib seperti yang Dia tempuh melalui penyerupaan kita dengan
kematian Kristus memberikan dasar bagi kuasa kebangkitan-Nya untuk bangkit
darinya agar hayat ilahi-Nya dapat diekspresikan di dalam kita. Semakin kita
membiarkan Kristus yang berhuni di dalam kita terus mengendalikan, mengatur dan
memerintah, maka dalam penghidupan sehari-hari, Dia akan diekspresikan.
Sumber: Pelajaran-Hayat Lukas, Buku 3, Berita 63
No comments:
Post a Comment