Pembacaan
Alkitab: Luk. 1:31-35; Yoh. 1:14
Doa baca: “Firman itu telah menjadi manusia, dan
tinggal di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan
yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh anugerah dan
kebenaran.” (Yoh. 1:14)
Inkarnasi
yang Memperkaya Keinsanian
Sebagai Dia yang dikandung dari esens ilahi dengan
atribut ilahi untuk menjadi isi dan realitas kebajikan insani-Nya, Kristus
memenuhi kebajikan insani yang kosong. Kebajikan insani Yesus Kristus,
Manusia-Penyelamat ini tidak kosong karena kebajikan insani-Nya dipenuhi dengan
atribut ilahi.
Sebelum dosa masuk, Adam bersih dan tidak bersalah.
Namun, kebajikannya mungkin tidak kuat dan kaya. Kristus, Adam yang akhir
memiliki kebajikan yang diperkuat dengan atribut ilahi, kasih-Nya begitu kaya
karena mengandung kasih ilahi. Inkarnasi Kristus adalah untuk memenuhi,
memperkuat, dan memperkaya kebajikan insani.
Atribut ilahi-Nya juga menguduskan kebajikan insani.
Kristus berinkarnasi berarti Dia menjadi daging, Ia datang dalam rupa daging
dosa (Rm. 8:3), namun tidak memiliki sifat dosa. Lukas 1:35 menunjukkan bahwa
anak yang dikandung oleh Maria adalah dari Roh Kudus. Dia itu kudus, tetapi
daging tidak kudus. Yang kudus lahir ke dalam daging itu akan menguduskan,
memulihkan daging. Kristus yang terkandung dari esens ilahi dengan atribut
ilahi adalah untuk menguduskan kebajikan insani. Hal tersebut, kelahiran
kembali kita, Dia tinggal dalam kita adalah suatu misteri.
Atribut ilahi memenuhi, memperkuat, memperkaya, dan
menguduskan kebajikan insani bukanlah tanpa tujuan. Tujuannya adalah agar kita
dapat mengekspresikan Allah dalam kebajikan insani. Menurut Kitab Injil, apa
pun yang Yesus lakukan dalah hidup-Nya di bumi adalah ekspresi Allah dalam
kebajikan insani-Nya. Dalam Dia, Manusia-Penyelamat, atribut ilahi ini dibawa
masuk ke dalam kebajikan insani bagi ekspresi Allah. Fakta bahwa
Manusia-Penyelamat hari ini telah menjadi hayat kita (Kol. 3:4) menunjukkan
bahwa kita pun dapat mengekspresikan Allah dalam kebajikan-kebajikan kita.
Sumber: Pelajaran-Hayat Lukas, Buku 3, Berita 58
No comments:
Post a Comment