Hitstat

02 April 2008

Markus Volume 2 - Minggu 3 Kamis

Hati yang Dangkal
Markus 4:16-17a
Demikian juga yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu, ialah orang-orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira, tetapi mereka tidak berakar dan tahan sebentar saja.

Ayat Bacaan: Mrk. 4:5-6; Mat. 6:6; Gal. 5:22

Tanah yang dangkal tidak dapat menumbuhkan benih firman hayat dengan baik. Hal ini disebabkan oleh setidaknya tiga hal: tanahnya tipis, tanaman tidak dapat berakar, dan tanahnya berbatu-batu (Mrk. 4:5-6). Tanahnya tipis berarti tanahnya tidak banyak, tidak dalam; yang dia miliki hanya sedikit itu saja. Orang Kristen yang tanahnya tipis, ketika mendengarkan pemberitaan firman sepertinya mudah sekali menerima setiap kata, nampaknya sangat mengerti, bahkan mudah sekali menyampaikan kepada orang lain dan bersaksi kepada orang lain.
Orang yang dangkal juga mudah kehilangan kebenaran yang ia dengar, membantah kebenaran yang ia dengar, membongkar apa yang telah dia beritahu kepada orang lain. Orang yang demikian mudah kenyang, juga mudah lapar; mudah gembira, juga mudah sedih; mudah gairah, juga mudah dingin; mudah tertawa, juga mudah mengucurkan air mata. Orang yang demikian kerohaniannya dangkal, hidup di dalam emosi, hidupnya mudah dipengaruhi oleh lingkungan. Begitu kita menjumpai ujian, kita segera mundur, segera layu, itu membuktikan bahwa kita adalah orang yang tanahnya tipis; karena begitu matahari terbit menyinari kita, kita segera layu dan kering.
Penyebab kedua adalah tidak berakar. Akar mengacu kepada kehidupan yang tersembunyi. Siapa saja yang di hadapan Tuhan tidak ada akar, hayatnya pasti kering. Siapa saja yang pada aspek rohani tidak ada kehidupan yang tersembunyi, yang seluruhnya terungkap di depan manusia, adalah orang yang tidak berakar (Mat. 6:6). Kalau hidup kita tidak berakar, begitu matahari terbit, kita pasti segera jatuh. Kalau akar kita tidak dalam, kita pasti akan gagal.
Penyebab yang ketiga, di bawah tanah yang tipis itu masih ada batu-batu. Batu-batu ini menghalangi pertumbuhan akar. Batu-batu di sini melambangkan adanya dosa-dosa yang tersembunyi, juga kekerasan diri sendiri. Kita harus mohon Tuhan menerangi kita, agar kita nampak seberapa besar batu di dalam kita. Begitu Dia menerangi kita, janganlah beralasan atau bergumul dengan-Nya, melainkan marilah kita segera mengakui dan membereskan satu per satu dosa-dosa itu, sehingga hayat di dalam kita terus bertumbuh dan menghasilkan buah (Gal. 5:22).

No comments: