Hitstat

10 December 2005

Wahyu Volume 6 - Minggu 2 Sabtu

Mengalahkan Iblis - Tidak Mengasihi Jiwa (1)
Wahyu 12:11
“Dan mereka mengalahkan dia….Karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut.”

Kita telah membicarakan dasar dari kemenangan; tetapi, bagaimana pengalaman para pemenang itu sendiri? Mereka menghadapi pencobaan dan menemui banyak kesulitan. Namun, Wahyu 12:11 mengatakan, “Mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut.” Inilah sikap para pemenang dalam peperangan. Kata “nyawa” di sini memiliki dua arti. Yang satu menunjukkan hayat fisik, sedangkan yang lainnya mengacu kepada kekuatan jiwa. (Kata “nyawa” dapat diterjemahkan sebagai “jiwa”).
Kita harus membela Allah, bahkan jika kita harus mengorbankan nyawa kita. Dalam kitab Ayub, Iblis mengatakan kepada Allah, “Kulit ganti kulit! Orang akan memberikan segala yang dipunyainya ganti nyawanya” (Ayb. 2:4). Iblis menyadari bahwa manusia menghargai nyawanya lebih daripada apa pun. Tetapi Allah mengatakan bahwa para pemenang tidak mengasihi nyawa mereka. Sikap seorang pemenang adalah, ia tidak peduli apa yang akan dilakukan Iblis terhadapnya. Walaupun Iblis mengambil nyawanya, ia tidak mungkin tunduk kepada Iblis, ia akan selalu setia kepada Allah. Seorang pemenang dapat berkata kepada Tuhan, “Tuhan, untuk Engkau tidak ada satu perkara pun yang tidak akan kukorbankan, bahkan nyawaku.”
Mari kita renungkan syair kidung di bawah ini:
Namun bagi pecinta-Nya s’mua tak dihirau;
Biar nyawa dan darah m’reka tumpah bagi-Nya;
Tuhan b’riku tekad ini, s’tia sampai mati (2X).

Mengalahkan Iblis - Tidak Mengasihi Jiwa (2)
Mat. 16:23-24; Luk. 14:26; 9:23; 1 Kor. 2:2-4

Karena kejatuhan Adam, Iblis telah bersatu dengan hayat jiwa manusia, yaitu ego manusia. Karena itu, untuk mengalahkannya kita seharusnya “tidak menyayangi hayat jiwa kita”, melainkan membencinya, dan menyangkalnya (Luk. 14:26; 9:23; Mat. 16:23-24). Wujud dari hayat jiwa ini seringkali kita sebut kekuatan alamiah atau kekuatan daging. Cara terbaik Iblis untuk menghadapi kita ialah membuat kita bertindak dengan kekuatan alamiah atau kekuatan daging dalam pekerjaan kita untuk Allah.
Apakah kekuatan alamiah atau kekuatan daging itu? Kekuatan alamiah adalah kekuatan bawaan kita yang belum pernah ditanggulangi oleh salib. Kekuatan ini ada di dalam kepribadian kita. Kekuatan alamiah seseorang mungkin berupa kepandaiannya, kefasihannya berbicara dan lain-lain. Saat melayani Allah, ia selalu bergantung pada kepandaiannya, kebaikannya dalam berbicara, tanpa bergantung pada kekuatan khusus dari Roh Kudus. Padahal, manusia tidak boleh melayani Allah dengan kekuatan alamiah yang belum pernah ditanggulangi oleh salib. Kegagalan gereja justru disebabkan oleh hal ini. Kita harus takut dan gentar jika kita melakukan sesuatu tanpa Tuhan. Jika ingin berguna di tangan Allah, jangan hanya membicarakan hal-hal semacam ini, tetapi jadilah orang-orang semacam ini.
Motivasi yang benar, masih tidak cukup. Jika kita berkata bahwa kita sedang gairah bekerja, Tuhan akan bertanya, “Dengan apa kamu bekerja? Dari mana asal gairahmu?” Masalahnya bukan apa yang sedang kita lakukan, tetapi dengan apa kita melakukannya dan dari mana sumbernya?
Di dalam 1 Korintus 2:2-4, Paulus berkata, “Sebab aku telah memutuskan untuk tidak mengetahui apa-apa di antara kamu selain Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan. Aku juga telah datang kepadamu dalam kelemahan dan dengan sangat takut dan gentar. Baik perkataanku maupun pemberitaanku tidak kusampaikan dengan kata-kata hikmat yang meyakinkan, tetapi dengan keyakinan akan kekuatan Roh.” Ini menunjukkan bahwa Paulus adalah orang yang telah ditanggulangi salib. Kita juga harus belajar mengenal salib, bukan doktrin tentang salib.

Penerapan:
Orang yang menyangkal hayat jiwa, tidak peduli dia akan mati atau hidup; dia hanya memperhatikan pimpinan Allah. Orang semacam ini tidak menyimpan kepentingan diri, cita-cita diri, atau pilihan diri. Dia sudah menyerahkan dirinya kepada kematian dan sepenuhnya hidup bagi Allah. Orang semacam ini tidak mencela atau salah paham terhadap Allah, melainkan mengasihi semua jalan Allah.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, hidupku berasal dari-Mu, aku tidak takut apa pun, karena Engkau akan menggantikannya dengan kemuliaan. Dikaulah yang kucinta, lebih dari semua. Tidak ada yang berlebihan untuk mengasihi diri-Mu, bahkan mengasihi-Mu dengan nyawaku. Tuhan, aku mengasihi-Mu.

No comments: