Hitstat

22 December 2005

Wahyu Volume 6 - Minggu 4 Kamis

Tidak Terdapat Dusta Dan Tidak Bercela
Wahyu 14:5
“Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela.”

Ayat 5 mengatakan tentang buah bungar, “Di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta.” Dusta adalah ekspresi dan wakil Iblis. Iblis adalah bapa semua pendusta, dan dusta berasal dari dia (Yoh. 8:44). Dalam mulut pemenang tidak terdapat dusta. Ini menyatakan bahwa mereka sedikit pun tidak mengekspresikan kadar Iblis.
Jika kita menempuh hidup yang mengasihi Tuhan, tidak akan ada dusta atau kepalsuan yang keluar dari mulut kita. Dalam Matius 5:37, Tuhan Yesus berkata, “ Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.” Yakobus 5:12 menegaskan kembali hal ini, agar kita jangan kena hukuman. Jika kita tidak bisa berkata dengan tegas ya atau tidak, janganlah kita berkata apa-apa daripada kena hukuman. Dalam kasus seperti ini kita harus melatih hikmat kita untuk tidak berkata apa-apa, sehingga tidak ada dusta atau kebohongan yang keluar dari mulut kita. Kita tidak mempunyai sangkut-paut apa-apa dengan Iblis, si pembohong dan sumber segala dusta. Kita hanya bersangkut paut dengan Bapa kita, Allah yang tidak pernah berdusta (Ibr. 6:18).
Ayat 5 juga mengatakan buah bungar itu “tidak bercela”. Ini menunjukkan bahwa mereka tidak bercacat, tidak berkerut, sempurna dalam kekudusan Allah (Ef. 5:27), secara mutlak dikuduskan bagi Allah, dan seluruhnya dijenuhi oleh Allah (1 Tes. 5:23). Semoga hari demi hari Tuhan makin menguduskan kita, dimulai dari mulut kita.

Injil Yang Kekal
Why. 14:6-9

Wahyu 14:6, “Dan aku melihat seorang malaikat lain terbang di tengah-tengah langit dan padanya ada Injil yang kekal untuk diberitakannya kepada mereka yang diam di atas bumi dan kepada semua bangsa dan suku dan bahasa dan kaum.” Injil kekal berbeda dengan Injil anugerah (Kis. 20:24) yang diberitakan pada zaman gereja. Isi dasar Injil anugerah adalah bertobat kepada Allah dan percaya ke dalam Tuhan Yesus (Kis. 20:21), supaya manusia beroleh pengampunan dosa dan dilahirkan kembali menjadi anak-anak Allah (Luk. 24:47; Yoh. 1:12). Isi dasar Injil kekal ialah menyuruh manusia takut kepada Allah, menyembah Allah, supaya mereka tidak teperdaya dan mengikuti Antikristus, tetapi dibawa kembali kepada penyembahan yang sejati terhadap Allah yang menciptakan langit dan bumi (ayat 7). Hari ini di bumi, hanya manusia yang mempunyai hak untuk memberitakan Injil anugerah (Kis. 10:3-6). Tetapi menjelang kesudahan zaman ini, Injil kekal akan diberitakan oleh malaikat di angkasa.
Dalam Injil kekal tidak ada pertobatan, yang ada hanyalah perintah untuk takut kepada Allah, memuliakan Dia, dan menyembah Dia “yang telah menjadikan langit dan bumi dan laut dan semua mata air” (ay. 7). Perintah untuk menyembah Allah sebagai Pencipta berlawanan dengan menyembah Antikristus dan patungnya yang tercantum dalam ayat sembilan.
Allah tahu, penganiayaan yang timbul setelah pengangkatan buah bungar itu demikian dahsyatnya, sehingga tanpa rahmat-Nya tidak seorang pun mampu menanggungnya. Banyak orang kafir akan mendengarkan Injil kekal ini. Mereka mempercayai Injil ini dan memberikan bantuan kepada umat Allah sehingga umat Allah bisa mendapatkan pertolongan untuk memperoleh makanan, pakaian, dan kunjungan. Tuhan tahu perbuatan orang-orang yang membantu umat-Nya, karena itu, ketika Ia datang untuk menghakimi semua orang yang masih hidup, Ia akan memandang mereka sebagai “domba-domba” (Mat. 25:32-40). Memang, dari Injil kekal itu akan diperoleh warga atau rakyat bagi Kerajaan Seribu Tahun, namun tujuan sebenarnya adalah untuk mengurangi penderitaan umat Allah selama kesusahan besar. Allah penuh rahmat dan tahu memelihara umat-Nya. Haleluya. Amin.

Penerapan:
Sangatlah sulit bagi kita untuk tidak berkata dusta. Karena itu, setiap hari kita perlu mohon Tuhan menjaga lidah kita. Selain itu, setiap kali kita berkata dusta, sekecil apa pun, marilah kita baik-baik mengaku dosa dan membereskannya di depan Tuhan.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, alangkah mudahnya aku mengucapkan dusta. Buatlah aku makin hari makin peka hingga dusta tidak lagi menjadi kebiasaanku. Selamatkan aku Tuhan, pakailah mulutku sebagai saluran berkat-Mu.

No comments: