Hitstat

31 December 2005

Wahyu Volume 7 - Minggu 1 Sabtu

Sisipan Sebelum Cawan Ketujuh
Wahyu 16:14
“Itulah roh-roh setan yang mengadakan perbuatan-perbuatan ajaib, dan mereka pergi mendapatkan raja-raja di seluruh dunia, untuk mengumpulkan mereka guna peperangan pada hari besar, yaitu hari Allah Yang Mahakuasa.”
Potongan firman dalam 16:13-16 merupakan sebuah visi yang disisipkan di antara cawan keenam dan cawan ketujuh. Wahyu 16:13 mengatakan, “Dan aku melihat dari mulut naga dan dari mulut binatang dan dari mulut nabi palsu itu keluar tiga roh najis yang menyerupai katak.” Pada akhir kesusahan besar, ada tiga roh najis akan keluar dari mulut Iblis, Antikristus, dan nabi palsu.
Ketiga roh najis yang menyerupai katak itu akan mengadakan perbuatan-perbuatan ajaib, dan dengan segala perbuatan ajaib itu, mereka akan menggerakkan raja-raja di seluruh bumi untuk mengumpulkan pasukan mereka (ay. 13-14) di Harmagedon (ay. 16). Mereka akan bersiap-siap menghadapi peperangan pada hari besar, yaitu hari Allah Yang Mahakuasa.
Perang itu adalah perang terakhir di antara umat manusia sebelum Kerajaan Seribu Tahun. Dalam perang itu, Iblis bermaksud memusnahkan negara Israel (Za. 14:12) dan berperang melawan Kristus bersama pasukan-Nya. Untuk itu, Iblis akan memperalat semua manusia yang memberontak, tetapi Kristus dan para pemenang pilihan-Nya akan mengalahkan dan memusnahkan mereka semua. Ini ditunjukkan dengan gilingan anggur (Why. 14:17-20).
Tanggung jawab kita hari ini adalah memberitakan Injil untuk menyelamatkan manusia. Dengan demikian, setidaknya kita mengurangi jumlah manusia yang memberontak, yang berpihak kepada Iblis di hari peperangan besar itu.

Cawan Ketujuh
Why. 16:17-21

Wahyu 16:15 mengatakan, “Lihatlah, Aku datang seperti pencuri. Berbahagialah dia, yang berjaga-jaga dan yang memperhatikan pakaiannya, supaya ia jangan berjalan dengan telanjang dan jangan kelihatan kemaluannya.” Menurut konteksnya, perkataan ini tentu diucapkan oleh Tuhan pada akhir kesusahan besar, sebelum perang Harmagedon.Hal ini membuktikan bahwa pada saat itu masih ada kaum beriman tertinggal di bumi (yaitu mayoritas kaum beriman yang masih hidup dan tersisa di bumi). Bagi mereka, penampakan diri Tuhan saat Dia datang kembali tetap seperti pencuri, yaitu pada waktu yang tidak diketahui oleh mereka. Mereka tetap harus berjaga-jaga dan memperhatikan pakaiannya.
Ketika cawan ketujuh ditumpahkan ke angkasa, terdengar suatu suara “yang nyaring dari takhta itu, katanya, ‘Sudah terlaksana’” (ayat 17). Ini berarti segala sesuatu untuk penghakiman dan untuk ekspresi Allah, yaitu kesaksian Allah, telah digenapkan. Segera setelah kata-kata ini diucapkan, maka memancarlah kilat dan menderulah bunyi guruh, serta terjadilah gempa bumi yang dahsyat seperti belum pernah terjadi (ayat 18). Gempa bumi itu, sama seperti gempa dalam 11:19, akan membuat kota besar, Yerusalem, terbelah menjadi tiga bagian dan kota-kota bangsa-bangsa akan runtuh (ayat 19). Karena Yerusalem dalam hal kejahatan akan sama dengan Sodom kuno itu, maka Allah akan menghakiminya dengan gempa bumi ini.
Ayat 20 mengatakan, “Semua pulau hilang lenyap, dan tidak ditemukan lagi gunung-gunung.” Ayat 21 menyimpulkan dengan berkata, “Hujan es besar, masing-masing seberat satu talenta, jatuh dari langit menimpa manusia, dan manusia menghujat Allah karena malapetaka hujan es itu, sebab malapetaka itu sangat dahsyat.” Di tengah-tengah hujan es yang dahsyat itu, orang-orang dalam kekaisaran Antikristus tetap akan menghujat Allah. Ini membuktikan mereka itu tidak mempunyai niat untuk bertobat, sebaliknya, malah lebih senang menentang Allah habis-habisan.
Saudara saudari marilah kita bertobat dan jangan mengeraskan hati kita. Jangan sekali-kali kita mengikuti Antikristus dan pengikutnya yang menentang Allah habis-habisan. Kiranya kita memiliki hati yang takut akan Allah.

Penerapan:
Jika sesuatu menimpa kita, bagaimanakah sikap kita? Apakah kita tunduk kepada segala pengaturan Tuhan atau segera memberontak kepada-Nya? Saat kita mendapat tugas pelayanan, bagaimanakah sikap kita? Marilah kita membuang semua benih pemberontakan di dalam kita. Janganlah kita mengikuti perilaku Iblis yang selalu memberontak kepada Allah.

Pokok Doa:
Oh Tuhan Yesus, terangi kami senantiasa. Bersihkan hati dan hati nurani kami. Selamatkan kami dari segala bentuk pemberontakan terhadap-Mu. Oh Tuhan, jadikan kami pemenang yang kelak bisa bersama-Mu mengalahkan Antikristus dan pasukannya.

No comments: