Hitstat

29 December 2005

Wahyu Volume 7 - Minggu 1 Kamis

Tujuh Malaikat Yang Keluar Dari Bait Suci
Wahyu 15:6
“Ketujuh malaikat dengan ketujuh malapetaka itu, keluar dari Bait Suci, berpakaian lenan yang putih bersih dan berkilau-kilauan dan dadanya berlilitkan ikat pinggang dari emas.”

Segera setelah puji-pujian para pemenang tahap akhir (yang berdiri di atas lautan kaca bercampur api), terlihatlah suasana di surga. Saat itu, Yohanes melihat Bait Suci kemah kesaksian. Dari Bait Suci kemah kesaksian di surga itulah keluar tujuh malaikat dengan ketujuh malapetaka. Ketujuh malaikat dengan ketujuh malapetaka itu, keluar dari Bait Suci, bukan dari takhta. Hal ini menunjukkan bahwa mereka bukan hanya untuk penghakiman Allah, tetapi terutama untuk kesaksian-Nya, ekspresi-Nya, dan Bait-Nya.
Cara berpakaian ketujuh malaikat ini bagaikan imam (Yeh. 44:17), bukan seperti tentara. Ini sungguh bermakna. Fakta ini menunjukkan bahwa penumpahan ketujuh cawan tersebut adalah jawaban dari puji-pujian para pemenang. Pada waktu itu, doa-doa akan diakhiri dan pujian akan dimulai. Pada meterai kelima kita nampak seruan, doa-doa dari kaum saleh martir (6:9-11). Tetapi dalam pasal 15 tidak ada lagi seruan dan doa-doa, yang ada hanyalah puji-pujian.
Syukur kepada Allah, karena kelak di alam kekekalan, yang tetap bertahan adalah nyanyian pujian kita. Kita tahu bahwa pujian di surga lebih banyak daripada doa di bumi. Doa-doa akan berlalu, namun puji-pujian akan bertahan sampai kekekalan.
Saudara saudari untuk itu kita mulai sekarang perlu belajar menyanyikan pujian kepada Tuhan. Apapun situasi atau keadaan yang kita hadapi, bila kita belajar memuji Tuhan, maka semua keadaan itu akan jadi berkat bagi kita.

Murka Allah Yang Ditumpahkan
Why. 15:1, 7-8; 16:1

Wahyu 15:7 mengatakan, “Satu dari keempat makhluk itu memberikan kepada ketujuh malaikat itu tujuh cawan dari emas yang penuh berisi murka Allah, yaitu Allah yang hidup selama-lamanya.” Murka Allah dalam ayat ini, juga yang disinggung dalam Wahyu 15:1 dan 16:1, menunjukkan bahwa Allah marah kepada musuh-Nya, terutama terhadap Antikristus dan kerajaannya. Meskipun Allah telah melaksanakan sebagian besar dari penghakiman-Nya dan telah menggenapkan hampir semua perkara yang harus dilaksanakan-Nya, namun kemarahan-Nya belum surut. Kegeraman murka-Nya masih tetap perlu ditumpahkan.
Lalu, ayat 8 mengatakan, “Kemudian Bait Suci itu dipenuhi asap karena kemuliaan Allah dan karena kuasa-Nya, dan seorang pun tidak dapat memasuki Bait Suci itu, sebelum berakhir ketujuh malapetaka dari ketujuh malaikat itu.” Ini berarti mulai sekarang, tidak seorang pun bisa memasuki Bait untuk berdoa guna meredakan murka Allah. Telah tertutup kemungkinan untuk menghentikan murka Allah, sampai murka Allah seluruhnya ditumpahkan ke atas pemberontak yang dihasut Iblis dan yang dipengaruhi Antikristus.
Ketujuh cawan yang diberikan oleh salah seorang dari antara keempat makhluk hidup itu penuh dengan murka Allah. Namun, tetap di dalam cawan. Cawan, biasanya kecil, menunjukkan keterbatasan. Meskipun ketujuh malapetaka terakhir ini merupakan murka Allah yang terakhir, namun murka-Nya tetap terbatas. Kalau tidak, seluruh bumi dan seluruh penghuninya akan dibinasakan. Untuk menggenapkan tujuan kekal-Nya, Allah masih melaksanakan pembatasan terhadap murka-Nya yang terakhir sewaktu menghakimi bumi. Penumpahan murka Allah ini sangat serius, namun masih terbatas. Allah penuh belas kasihan. Binatang itu, yaitu Antikristus, rakyatnya dan seluruh kerajaannya pantas dimusnahkan seluruhnya tanpa pembatasan, namun Allah masih membatasi penumpahan murka-Nya hanya sampai ke ukuran yang kecil saja. Terima kasih kepada Tuhan untuk hal ini! Mulia bagi Allah kita atas keadilan-Nya. Haleluya.

Penerapan:
Memuji adalah pekerjaan anak-anak Allah yang tertinggi, atau pernyataan hidup rohani kaum saleh yang tertinggi. Marilah kita berlatih menghafal banyak kidung, sehingga kita bisa menyanyikan kidung yang cocok saat dibutuhkan.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, begitu banyak pujian yang seharusnya kami ucapkan, bukan hanya untuk memuliakan-Mu, tetapi juga untuk mempermalukan musuh-Mu. Oh, Tuhan Yesus, ajarlah kami lebih banyak berkidung dan menghafal kidung. Berkati kami ya Tuhan, agar melalui kidung-kidung kami, kami bisa diberkati, sehingga kami jadi berkat bagi orang yang lain disekeliling kami.

No comments: