Hitstat

19 June 2008

Markus Volume 5 - Minggu 2 Jumat

Jawaban Tuhan Menurut Hikmat-Nya
Markus 3:27
Jawab Yesus kepada mereka: “Aku akan mengajukan satu pertanyaan kepadamu. Berikanlah aku jawabnya, maka Aku akan mengatakan kepadamu dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu.”

Ayat Bacaan: Mrk. 11:27-32; Luk. 20:5-7; Ef.1:17

Setibanya Yesus dan murid-murid-Nya di Yerusalem, dan ketika Dia sedang berjalan di halaman Bait Allah, datanglah kepada Yesus imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat, dan tua-tua. Imam-imam adalah orang-orang yang melayani di Bait Allah, ahli-ahli Taurat adalah orang-orang yang memiliki pengetahuan yang mendalam tentang hukum Taurat Musa, dan tua-tua adalah para pelaksana pemerintahan di antara orang-orang Yahudi. Ketiga kelompok orang ini siap melakukan satu pengujian yang menyeluruh terhadap Tuhan dan kuasa-Nya.
Dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat dan tua-tua, Hamba-Penyelamat ini sangat bijaksana. Ketika ditanya siapa yang memberikan kuasa kepada-Nya, Dia tidak berkata, “Bapa-Ku yang memberikan kuasa ini kepada-Ku.” Menjawab pertanyaan ini memang tidak salah, tetapi kekurangan hikmat. Pertanyaan yang kembali diajukan Tuhan Yesus kepada mereka membawa mereka kepada satu dilema, dan mereka berdebat di antara mereka sendiri mengenai hal itu (Luk. 20:5-6). Akhirnya karena tidak memiliki hikmat untuk menangani situasi itu mereka berdusta dengan berkata, “Kami tidak tahu dari mana baptisan itu.” (Luk. 20:7). Mereka berdusta dengan berkata, “Kami tidak tahu.” Sebaliknya Tuhan mengatakan kebenaran dengan bijaksana kepada mereka, sekaligus menelanjangi kedustaan mereka dan menghindari pertanyaan mereka yang licik.
Dalam kejadian ini kita nampak batapa hina dan liciknya imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat dan tua-tua itu. Pada waktu yang sama kita nampak betapa murni, bijaksana, dan agungnya Hamba-Penyelamat ini. Sungguh satu perbedaan yang luar biasa! Melihat dua kondisi yang berlawanan ini memberikan pesan kepada kita bahwa betapa perlunya kita mempunyai satu roh hikmat dan wahyu. Wahyu adalah untuk penampakan; hikmat adalah untuk memahami dan mengerti. Ketika kita berpaling ke dalam roh dan firman-Nya, itu berarti kita berada di dalam roh hikmat dan wahyu ini. Di dalam kita semua ada satu roh, tetapi roh ini perlu diteguhkan dan dikuatkan oleh Allah, diterangi, agar dengan roh ini kita bisa memahami dan mengenal Dia dan kuasa-Nya secara benar.

No comments: