Hitstat

18 July 2008

Markus Volume 6 - Minggu 2 Sabtu

Mengalami Realitas Perjamuan Tuhan
Efesus 2:14
Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan.

Ayat Bacaan: Ef. 2:14-15

Perjamuan Tuhan bagi kita bukanlah suatu liturgi, tradisi, atau tata cara agamawi yang mati, melainkan suatu pelaksanaan gereja yang penuh dengan realitas rohani. Oleh sebab itu, setiap kali kita menghadiri perjamuan Tuhan, kita harus banyak berdoa, bersekutu dengan Tuhan, juga belajar menerima terang dan pemberesan Tuhan.
Beberapa puluh tahun yang lalu, ada seorang Kristen muda datang menghadiri perjamuan Tuhan. Tak lama kemudian, hadir pula dalam perhimpunan itu seorang Kristen lain, yang lebih tua, yang diketahui sebagai orang yang pernah membunuh ayah dari orang Kristen muda yang datang pertama. Tadinya, anak muda ini bermaksud membalas dendam terhadap orang yang membunuh ayahnya itu. Tetapi, ternyata orang yang membunuh ayahnya itu lewat sejangka waktu telah percaya Tuhan dan menjadi salah seorang saudara di dalam Tuhan. Dia telah bertobat, pun telah beroleh selamat, karena itu ia datang untuk bersama-sama kaum beriman lain menghadiri perjamuan Tuhan.
Begitu anak muda tadi melihat orang itu, ia segera bangkit dari duduknya dan meninggalkan ruangan. Sampai di luar, anak muda ini berpikir, “Aku harus mengampuni dia, atau aku harus membalas dendam? Jika ingin membalas dendam, maka malam ini aku tidak bisa makan perjamuan bersamanya.” Pada saat itulah Allah menyatakan kasih Kristus kepadanya. Dia nampak bahwa sebenarnya ia pun adalah musuh Allah, tetapi Kristus telah menyelamatkannya. Kasih Allah meluluhkan hatinya. Kemudian ia menyeka air mata dan masuk menikmati perjamuan Tuhan bersama seterunya itu. Ketika orang itu ke luar, ia tidak lagi memandangnya sebagai musuh, melainkan memandangnya sebagai seorang saudara dalam Tuhan.
Bila kita benar-benar memiliki kasih Allah, kita pasti dapat mengasihi bahkan orang yang tadinya tidak layak kita kasihi. Di hadapan perjamuan Tuhan, segala permusuhan telah dibereskan. Syukur kepada Tuhan, melalui menghadiri perjamuan-Nya, kita mendapatkan terang Allah, kasih ilahi, dan suplai hayat, sehingga kita bisa memiliki persekutuan di dalam Tubuh Kristus. Saudara saudari, realitas dari perjamuan Tuhan ini harus menjadi pengalaman kita.

No comments: