Hitstat

23 July 2008

Markus Volume 6 - Minggu 3 Kamis

Memikirkan Perkara Allah
Roma 8:5
Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh.

Ayat Bacaan: 2 Ptr. 3:18; Mrk. 14:43-65

Dalam Markus 14:43-65, kita nampak bagaimana Hamba Penyelamat menyerahkan diri-Nya untuk ditangkap dan kemudian Dia dibawa menghadap Imam Besar untuk dihakimi. Ketika dihakimi, Tuhan Yesus tidak mengatakan apa-apa untuk menjawab mereka yang dengan palsu bersaksi melawan Dia. Tetapi ketika Imam Besar bertanya mengenai keilahian-Nya, maka Tuhan Yesus bersaksi bahwa Dia adalah Anak Allah. Tuhan Yesus selanjutnya berkata bahwa mereka “akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa, dan datang dalam awan-awan di langit” (Mrk. 14:62). Mendengar kesaksian Tuhan, Imam Besar itu pun serta merta mengoyakkan pakaiannya dan berkata, “Ia menghujat Allah, untuk apa kita perlu saksi lagi? Sekarang telah kamu dengar hujat-Nya. Bagaimana pendapat kamu?” Mereka menjawab, “Ia harus dihukum mati!” (Mrk. 14:63-64).
Mengapa mereka tidak bisa menerima kesaksian Tuhan Yesus? Mereka tidak ingin mendengar kesaksian bahwa Yesus adalah Anak Allah. Mereka berpendapat, asal Dia berkata bahwa diri-Nya adalah Anak Allah, Dia sudah berdosa. Mereka tidak menginginkan suatu fakta melainkan ingin menjatuhkan hukuman. Apakah Dia benar-benar Anak Allah, mereka tidak berminat untuk mengetahuinya. Satu-satunya yang ingin mereka lakukan adalah membunuh Yesus. Mereka adalah orang-orang terkemuka dalam agama Yahudi pada masa itu, namun mereka tidak memperhatikan perkara Allah. Yang mereka perhatikan adalah kedudukan dan wibawa mereka. Kalau membiarkan Yesus ini tetap ada, kedudukan mereka akan goyah, wibawa mereka akan hancur. Sebab itu mereka berusaha ingin secepatnya menyingkirkan Yesus ini.
Saudara-saudari, bagaimana dengan kita hari ini? Adakah kita memikirkan perkara Allah setiap hari? Ataukah kita hanya memikirkan diri sendiri? Jika kita tidak pernah memikirkan perkara Allah, maka kita tidak jauh berbeda dengan mereka yang menyalibkan Tuhan Yesus. Hanya memikirkan perkara rohani seminggu sekali tidaklah cukup. Saudara saudari, kita perlu mengarahkan diri kita kepada Allah dan kehendak-Nya, menyediakan lebih banyak waktu guna membangun persekutuan yang lebih intim dengan-Nya.

No comments: