Hitstat

24 July 2008

Markus Volume 6 - Minggu 3 Jumat

Yesus Diserahkan oleh Pilatus untuk Disalibkan
Markus 15:15
Karena Pilatus ingin memuaskan hati orang banyak itu, ia membebaskan Barabas bagi mereka, sedangkan Yesus dicambuknya lalu diserahkannya untuk disalibkan.

Ayat Bacaan: Mrk. 10:45; 14:53-65; 15:1-15

Markus 15:1 mengatakan, “Pagi-pagi benar imam-imam kepala bersama tua-tua dan ahli-ahli Taurat serta para anggota Mahkamah Agama lainnya mengadakan pertemuan. Kemudian mereka membelenggu Yesus lalu membawa-Nya dan menyerahkan-Nya kepada Pilatus.” Di bawah kedaulatan Allah, Hamba-Penyelamat tidak hanya diadili oleh pemimpin-pemimpin Yahudi (Mrk. 14:53-65) sebagai domba di hadapan penggunting bulunya (Yes. 53:7), tetapi juga oleh penguasa Romawi (Mrk. 15:1-15). Dia diadili bagaikan seorang penjahat di hadapan penuduh-penuduh supaya Dia boleh mati untuk melayani orang-orang dosa dengan hayat-Nya sebagai suatu tebusan (Mrk. 10:45). Dia tidak hanya mati sebagai penebus untuk orang-orang Yahudi, yang diwakili oleh para pemimpin Yahudi, tetapi juga untuk orang-orang bukan Yahudi, yang diwakili oleh penguasa Romawi.
Ketika Pilatus mengadili Tuhan Yesus, ia tidak dapat menemukan satu pun kesalahan yang dilakukan oleh Tuhan (Mrk. 15:14). Tetapi demi untuk memuaskan hati orang banyak, Pilatus akhirnya membebaskan Barabas dan menyerahkan Hamba-Penyelamat untuk disalibkan (Mrk. 15:15). Ini menyingkapkan kegelapan dan ketidakadilan politik manusia.
Tindakan Pilatus yang tidak adil ini sebenarnya mewakili manusia alamiah kita sendiri. Seringkali kita sama dengan Pilatus. Kita mungkin lebih suka mendapat kemuliaan manusia daripada kemuliaan Allah. Atau kita lebih takut kepada manusia daripada kepada Allah. Faktanya, memang masih ada anak-anak Allah yang malu mengakui dirinya sebagai orang Kristen, malu menyebut nama Tuhan Yesus di depan umum, atau malu kalau ketahuan hendak pergi ke persekutuan gereja. Mereka lebih suka kemuliaan manusia daripada kemuliaan Allah. Sikap yang demikian tentu patut disayangkan!
Bila kita benar-benar mengasihi Allah, kita pasti berusaha mencari perkenan Allah; dan jikalau kita benar-benar mencari perkenan Allah, maka tidak seharusnya kita mencari kemuliaan manusia lebih daripada kemuliaan Allah. Kita perlu berdoa, “Tuhan, belaskasihanlah aku. Berikanlah aku hati yang hanya mencari perkenan-Mu, hanya mencari kemuliaan-Mu.”

No comments: