Hitstat

19 July 2008

Markus Volume 6 - Minggu 3 Minggu

Tuhan Yesus Memperingatkan Murid-murid-Nya
Markus 14:27
Lalu Yesus berkata kepada mereka: “Kamu semua akan tergoncang imanmu. Sebab ada tertulis: Aku akan memukul gembala dan domba-domba itu akan tercerai-berai.”

Ayat Bacaan: Mrk. 14:27-42; Mat. 26:75; 2 Tim. 2:1; Ef. 6:10

Dalam Markus 14:27-42 Tuhan Yesus memperingatkan murid-murid bahwa mereka akan tersandung, juga menyuruh mereka berjaga-jaga dan berdoa. Dia berkata kepada mereka, “Kamu semua akan terguncang imanmu. Sebab ada tertulis: Aku akan memukul gembala dan domba-domba itu akan tercerai berai” (Mrk. 14:27).
Ketika Petrus mendengar perkataan Tuhan mengenai murid-murid akan tersandung, dia berkata kepada Tuhan, “Biarpun mereka semua terguncang imannya, aku tidak!” (Mrk. 14:29). Namun apakah jawaban Tuhan atas perkataan Petrus ini? Untuk mempersiapkan murid-murid-Nya bagi kematian-Nya, Tuhan berkata kepada Petrus, “Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, pada hari ini, malam ini juga, sebelum ayam berkokok dua kali, engkau telah menyangkal Aku tiga kali.” Tetapi Petrus dengan penuh keberanian dan keyakinan diri berkata dengan lantang, “Sekalipun aku harus mati bersama-sama Engkau, aku tidak akan menyangkal Engkau” (Mrk. 14:31).
Tak diragukan lagi, saat itu Petrus sangat yakin bahwa dirinya tidak mungkin dapat menyangkal Tuhan. Dia dengan berani berkata bahwa sampai matipun, dia tidak akan menyangkal Tuhan. Namun pada malam itu juga, dia menyangkal Tuhan tiga kali dan setelah kegagalannya yang menakutkan itu, Petrus pun menangis dengan sedihnya (Mat. 26:75).
Keadaan Petrus ini sebenarnya mencerminkan keadaan dari sebagian besar anak-anak Allah. Seringkali kita seakan tidak mengenal diri sendiri. Kita merasa lebih kuat dari orang lain. Ketika melihat yang lain lemah, dalam hati kita segera menilai betapa lemahnya mereka dan betapa kuatnya kita. Inilah Petrus. Namun suatu hari, Tuhan menyingkapkan keadaan kita yang sesungguhnya, dan menerangi kelemahan kita (Rm. 7:18). Pada saat itulah kita akan tersadar dan berdoa, “Tuhan, aku juga tidak terkecuali. Aku ini sama seperti semua saudaraku, dan aku mungkin lebih lemah daripada mereka. Tuhan, belas kasihani aku dan selamatkanlah aku.” Kita perlu berdoa agar anugerah Tuhan menguatkan kita senantiasa (2 Tim. 2:1), bukan lagi bersandar kekuatan alamiah diri sendiri, melainkan bersandar kuat kuasa Tuhan (Ef. 6:10).

No comments: