Hitstat

29 July 2008

Markus Volume 6 - Minggu 4 Selasa

Tirai Bait Terkoyak Menjadi Dua
Roma 6:5
Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya.

Ayat Bacaan: Mrk. 15:38; Yeh. 1:4-14; Why. 4:6-9; Ibr. 2:9; Gal. 2:20

Setelah Tuhan Yesus menyerahkan nyawa-Nya, “tirai Bait Suci terkoyak menjadi dua dari atas sampai ke bawah” (Mrk. 15:38). Tirai di dalam bait adalah tanda daging yang telah dikenakan oleh Kristus. Pengoyakan tirai menandakan bahwa keinsanian yang dikenakan oleh Kristus telah disalibkan. Jika kita mempelajari Alkitab dengan teliti, kita akan menyadari bahwa kerub disulam pada tirai, dan kerub adalah tanda ciptaan Allah (Yeh. 1:4-14; Why. 4:6-9). Karena itu, kerub pada tirai melambangkan ciptaan yang berkaitan dengan keinsanian Yesus. Ketika Tuhan mengenakan keinsanian kita, Dia mengenakan keinsanian yang menanggung ciptaan. Ini memberikan kita dasar yang kuat untuk mengatakan bahwa ketika Kristus menyalibkan keinsanian-Nya, Dia mengakhiri ciptaan.
Ketika tubuh Tuhan Yesus disalib, Allah menaruh seluruh makhluk ciptaan-Nya di dalam-Nya, karena itu mereka pun turut tersalib. Kematian-Nya adalah “mengalami maut bagi semua manusia” (Ibr. 2:9, ‘bagi setiap hal’ — terjemahan J.N. Darby). Jadi, segenap ciptaan lama telah usai. Bertahun-tahun lamanya kita adalah seorang yang tidak mampu berbuat baik, dan yang selalu gagal dalam kehidupan seorang Kristen, tetapi sekarang kita nampak Allah telah menyalibkan kita bersama dengan Kristus. Ketika Kristus terpaku di atas salib, segenap ciptaan lama telah tersalib, kita pun turut tersalib di sana.
Ketika Tuhan Yesus mati, tabir dalam bait suci terbelah dari atas sampai ke bawah, hal ini berarti bahwa tabir itu dibelah oleh Allah di surga. Ciptaan lama telah tersembelih, dan jalan yang baru dan yang hidup untuk masuk ke dalam ruang Maha Kudus telah dibuka oleh Allah. Sekarang melalui tabir daging yang telah terbelah dan oleh darah Yesus, kita dapat masuk ke dalam ruang Maha Kudus, yang melambangkan diri Allah sendiri.
Haleluya, jalan untuk menghampiri Allah telah terbuka melalui kematian Kristus. Dengan penuh keberanian kita dapat menghampiri takhta kasih karunia, untuk menerima rahmat dan mendapat pertolongan pada waktunya (Ibr. 4:16). Setiap pagi adalah waktu yang terbaik bagi kita untuk datang kepada takhta tersebut. Marilah kita meluangkan waktu tersebut bersama dengan Allah.

No comments: