Hitstat

27 September 2008

Lukas Volume 1 - Minggu 1 Minggu

Injil Lukas: Menyajikan Kristus Sebagai Manusia
1 Timotius 2:5
Karena Allah itu esa dan esa pula pengantara antara Allah dan manusia yaitu manusia Kristus Yesus

Ayat Bacaan: Mat. 4:4, 13:54-56; Kis. 2:22; 1 Tim. 2:5; Yoh. 1:45; Ibr. 2:10

Alkitab mewahyukan kepada kita bahwa Kristus bukan hanya Allah saja tapi juga seorang manusia. Di dalam keempat Injil, Yesus menyebut Diri-Nya sendiri “Anak Manusia.” Ketika Satan datang untuk menggoda Dia di padang gurun, Kristus menjawab bahwa manusia hidup bukan dari roti saja (Mat. 4:4). Dia berdiri pada kedudukan seorang manusia. Petrus menyebut Dia “Yesus orang Nazaret itu, seorang manusia yang ditentukan Allah bagimu” (Kis. 2:22). Dalam Satu Timotius 2:5, Paulus berkata, “Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi perantara antara Allah dan manusia, yaitu, Manusia itu, Kristus Yesus” (Tl.). Haleluya, Dia begitu menakjubkan! Dia adalah Allah juga manusia.
Melalui inkarnasi, Allah yang perkasa menjadi manusia. Yesus adalah perwujudan Allah Tritunggal di dalam daging. Dari kelahiran hingga kematian-Nya Tuhan hidup di bumi selama kira-kira tiga puluh tiga setengah tahun. Kehidupan Tuhan yang dilukiskan di dalam keempat Injil menunjukkan kepada kita bahwa Dia hidup sebagai seorang manusia sejati. Lebih jauh lagi, kehidupan insani-Nya itu sempurna, tanpa cacat. Kehidupan-Nya sesuai dengan standar moralitas yang paling baik dan paling tinggi.
Masa kecil dan pertambahan usia-Nya juga membuktikan bahwa Dia sungguh-sungguh adalah manusia. Sebagai bayi, Yesus disunat, diberi nama, dan dipersembahkan kepada Allah pada hari kedelapan. Hukum Yahudi mengharuskan hal ini untuk semua anak laki-laki Yahudi. Filipus melihat Dia sebagai “anak Yusuf, dari Nazaret,” seorang manusia yang sejati (Yoh. 1:45). Orang-orang sekampung halaman-Nya menyebut Dia “orang ini.” Mereka mengenal Dia sebagai “anak tukang kayu” (Mat. 13:54-56). Fakta-fakta ini dengan kuat membuktikan bahwa Dia adalah manusia.
Sebagai manusia, Tuhan Yesus telah memimpin kita kepada keselamatan melalui penderitaan dan kematian-Nya (Ibr. 2:10). Dalam kebangkitan dan kenaikan-Nya, Dia sedang memimpin kita ke dalam kemuliaan. Dia telah membuka jalan bagi kita, bukan hanya untuk menyelamatkan kita dari keadaan kita yang jatuh, tetapi juga untuk masuk ke dalam kemuliaan. Haleluya!

No comments: