Hitstat

06 September 2008

Markus Volume 8 - Minggu 2 Minggu

Penilaian Allah Terhadap Kita dan Akibatnya
2 Korintus 12:9
Tetapi jawab Tuhan kepadaku: “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.”

Ayat Bacaan: Mrk. 1:1-5; 2 Kor. 12:9

Mengapa Allah menyalibkan Kristus? Mengapa Allah harus menyalibkan kita bersama dengan Kristus? Baiklah kita mengambil satu perumpamaan. Di sini ada seorang perampok, dan hakim menganggap pelanggaran orang ini tidak terlalu berat, lalu menjatuhkan hukuman sepuluh tahun penjara. Ada pula seorang perampok yang lain, tetapi hakim itu menjatuhkan hukuman mati. Mengapa yang satu dihukum sepuluh tahun penjara, yang satu dihukum mati? Mengapa demikian? Karena terhadap perampok yang dihukum sepuluh tahun penjara ini, hakim masih menaruh pengharapan terhadapnya, mengharapkan dia kelak bisa berubah menjadi seorang warga negara yang baik. Sebab itulah ia menjatuhkan hukuman sepuluh tahun, setelah itu melepaskan dia. Tetapi terhadap perampok yang satunya lagi, negara tidak dapat menaruh pengharapan kepadanya. Karena dosanya terlampau besar dan dianggap sama sekali tidak berguna lagi bagi negara, maka hanya ada satu cara untuk menghukum dia - menjatuhkan hukuman mati!
Bagaimanakah pandangan Allah terhadap kita? Terhadap kita, Allah sama sekali tidak menaruh pengharapan. Allah melihat kita sama sekali tidak dapat ditolong, Allah melihat kita tidak bisa berubah menjadi baik; daging kita sangat rusak, benar-benar tidak dapat diperbaiki. Karena Allah tidak menaruh pengharapan terhadap kita, maka Ia mencakupkan kita ke dalam penyaliban Kristus. Karena penilaian Allah terhadap kita yang demikianlah maka permulaan Injil harus diawali dengan baptisan (Mrk. 1:4-5), yang menunjukkan pengakhiran hal-hal milik ciptaan lama. Baptisan adalah pengumuman Allah, juga pengakuan kita bahwa daging kita hanya layak untuk mati dan dikuburkan.
Tetapi sebenarnya kita mengakui hal ini atau tidak? Kita sering melakukan perkara yang bertentangan. Di satu pihak kita berpikir telah disalibkan dengan Kristus, di pihak lain kita masih sangat menaruh pengharapan terhadap diri sendiri. Kita masih merasa mampu, masih mengharapkan menang. Saudara saudari ingatlah, syarat beroleh kemenangan adalah tidak mampu. Karena kelemahan kita, Tuhan mempunyai kesempatan bekerja. Justru dalam kelemahanlah kuasa Kristus menjadi sempurna di dalam kita (2 Kor. 12:9).

No comments: