Hitstat

10 September 2008

Markus Volume 8 - Minggu 2 Kamis

Perlu Waspada Terhadap Benih Ilalang
Kolose 2:8
Hati-hatilah, supaya jangan ada yang menawan kamu dengan filsafatnya yang kosong dan palsu menurut ajaran turun-temurun dan roh-roh dunia, tetapi tidak menurut Kristus.

Ayat Bacaan: Mat. 13:25; Mrk. 4:21; 2 Kor. 11:3a

Kita harus mengakui bahwa Kristus bukanlah satu-satunya benih yang bertumbuh di dalam kita (Mat. 13:25). Sebelum Kristus tertabur ke dalam kita, Iblis sudah lebih dahulu menaburkan dirinya sebagai benih dosa di dalam kita. Dan sekarang, dia masih terus menaburkan banyak hal ke dalam kita, bukan hanya hal-hal negatif tetapi juga hal-hal positif yang dapat menggantikan Kristus. Kita semua perlu menyadari bahwa semua benih yang bukan Kristus adalah ilalang!
Hari ini dunia menawarkan banyak hal kepada kita: ilmu pengetahuan, ajaran agama tertentu, tradisi, filsafat, kekayaan, hiburan, nama besar, dan lain sebagainya. Semuanya terlihat positif dan bernilai. Tetapi tahukah Anda bahwa hal-hal itu dapat menggantikan Kristus? Begitu salah satu dari hal-hal tadi ditaburkan Iblis ke dalam hati kita, dan kita membiarkannya bertumbuh, maka hati kita segera diduduki olehnya. Kalau sudah demikian, maka di dalam hati kita tidak ada lagi tempat bagi Kristus (Kol. 2:8). Inilah kelicikan Iblis!
Bagi sebagian anak-anak Allah, keperluan akan sandang, pangan, dan papan, dapat mengalihkan pandangan mereka dari Kristus (Mrk. 4:21). Perlahan-lahan, karena tuntutan kebutuhan primer, beberapa orang mungkin meninggalkan Kristus, tidak lagi mempedulikan Kristus. Mata pencaharian kita dapat menjadi suatu “perkara” yang diperalat Iblis untuk merebut hati kita, supaya kita lebih memperhatikan penghidupan kita dan mengabaikan Kristus.
Saudara saudari yang terkasih, apakah Anda mengasihi Tuhan? Apakah Anda juga mengasihi yang lain? Kita semua memang mengasihi Tuhan, tetapi di samping Tuhan, seringkali masih ada yang lain. Coba lihat pikiran Anda, sepanjang hari pikiran Anda memikirkan apa saja? Paulus berkata, “Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu yang sejati kepada Kristus” (2 Kor. 11:3a). Sampai di sini kita harus sujud di hadapan Tuhan dan berdoa, “Tuhan, belas kasihanilah aku, aku tidak mampu membereskan pikiranku. Tuhan, selamatkan pikiranku, supaya pikiranku bisa terarah kepada-Mu. Mohon Engkau memeriksa pikiranku, menyelamatkan pikiranku.” Kita semua perlu baik-baik berdoa untuk hal ini.

No comments: