Hitstat

29 September 2008

Lukas Volume 1 - Minggu 1 Selasa

Kehidupan dengan Standar Moralitas yang Tertinggi
Lukas 1:78
Oleh rahmat dan belas kasihan dari Allah kita, dengan mana Ia akan melawat kita, Surya pagi dari tempat yang tinggi.

Ayat Bacaan: Luk. 7:11-17; 1 Ptr. 2:10

Kita memerlukan banyak pelajaran untuk mempertimbangkan setiap aspek kehidupan Yesus. Semakin kita membaca tentang Dia semakin kita akan terpikat pada-Nya. Kehidupan insani-Nya demikian sempurna karena Dia adalah seorang manusia-Allah. Tuhan Yesus bukan hanya seorang manusia yang baik, terlebih Dia adalah seorang yang dipenuhi Allah. Keilahian-Nya terekspresi melalui kebajikan insani-Nya. Oleh rahmat-Nya, kita yang dahulu bukan umat-Nya kini menjadi umat-Nya, yang dahulu tidak dikasihani kini beroleh belas kasihan (1 Ptr. 2:10; Luk. 1:78).
Injil Lukas menunjukkan kepada kita banyak contoh bagaimana keilahian Tuhan terekspresikan di dalam kualitas insani-Nya. Dalam Lukas 7:11-17, Tuhan menunjukkan belaskasihan-Nya pada seorang ibu yang meratap melalui membangkitkan anak laki-lakinya yang telah mati. Lukas 7:12 melukiskan, “Setelah Ia dekat pintu gerbang kota, ada orang mati diusung keluar, anak laki-laki, anak tunggal ibunya yang sudah janda dan banyak orang dari kota itu menyertai janda itu.” Lukisan keadaan ini tentu sangat menyedihkan, dan tak seorang pun dapat menghibur janda yang berduka itu.
Namun Lukas 7:13-15 mencatat, “Dan ketika Tuhan melihat janda itu, tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia berkata kepadanya: Jangan menangis! Sambil menghampiri usungan (peti mati) itu Ia menyentuhnya, dan sedang para pengusung berhenti, Ia berkata: Hai anak muda, Aku berkata kepadamu bangkitlah! Maka bangunlah anak itu dan duduk dan mulai berkata-kata, dan Yesus menyerahkannya pada ibunya.” Di sini kita melihat belas kasihan Tuhan dalam perkataan-Nya kepada janda itu dan dalam menyentuh usungan itu. Tuhan tergerak untuk melakukan ini oleh belas kasihan insani-Nya. Kemudian keilahian-Nya terekspresi melalui belas kasih insani-Nya ini dengan membangkitkan anak muda itu dari kematian.
Dari contoh di atas, tergambarlah dengan jelas bagi kita keindahan kebajikan Kristus dalam standar moralitas yang tertinggi. Kebajikan yang demikian tidak dapat diperhidupkan oleh siapapun, kecuali oleh mereka yang telah memiliki Kristus sebagai hayat di dalam mereka.

No comments: