Hitstat

01 March 2009

Lukas Volume 6 - Minggu 3 Senin

Memasuki Yerusalem sebagai Raja dan Meratapinya
Lukas 19:41-42
Dan ketika Yesus telah dekat dan melihat kota itu, Ia menangisinya, kata-Nya: “Wahai, betapa baiknya jika pada hari ini juga engkau mengerti apa yang perlu untuk damai sejahteramu! Tetapi sekarang hal itu tersembunyi bagi matamu.”

Ayat Bacaan: Luk. 19:29-38, 41-42; 2:10-14; 4:18-22; Kis. 1:6

Tuhan Yesus tidak ditangkap oleh orang-orang Farisi di Galilea dan dibawa oleh mereka ke Yerusalem untuk dibunuh. Sebaliknya, Dia pergi ke Yerusalem atas inisiatif-Nya sendiri. Lagi pula, Dia tidak sembunyi-sembunyi masuk ke Yerusalem seperti seorang pencuri, melainkan masuk ke dalam kota itu secara terbuka. Ketika Dia hampir dekat ke Yerusalem, Dia telah mempersiapkan diri-Nya untuk masuk ke kota itu sebagai Raja yang rendah hati. Dia tidak naik kuda, melainkan naik seekor keledai muda yang sebelumnya secara berdaulat telah dipersiapkan bagi-Nya (Luk. 19:29-38).
Sesungguhnya, bagaimana keledai muda itu dipersiapkan, adalah satu hal yang besar. Hanya Pencipta alam semesta yang dapat melakukan hal yang demikian. Tidak diragukan lagi, Tuhan Yesus adalah Raja yang sesungguhnya. Dia mengucapkan perkataan yang singkat kepada murid-murid-Nya mengenai keledai itu. Ketika mereka memegang perkataan-Nya dan bertindak berdasarkan perkataan-Nya, segala sesuatu terjadi sama seperti yang dikatakan-Nya.
Sewaktu Tuhan Yesus hampir dekat ke Yerusalem, Dia tidak bersukacita. Sebaliknya, Dia meratapi kota itu. Di antara semua orang dalam kumpulan orang banyak itu, Dia mungkin satu-satunya orang yang meratap. Murid-murid itu mungkin berkata seorang kepada yang lain, “Sungguh suatu perayaan yang besar! Raja kita akan segera mengambil alih negeri ini. Kita para pengikut-Nya, akan berbagian dalam pemerintahan-Nya.” Mungkin inilah pemikiran para pengikut Tuhan itu, tetapi sesungguhnya ini bukanlah pemikiran-Nya. “Dan Ketika Yesus telah dekat dan melihat kota itu, Ia menangisinya” (Luk. 19:41).
Dalam Lukas 19:42 kita nampak apa yang dikatakan Tuhan sewaktu Dia meratapi kota itu: “Alangkah baiknya jika pada hari ini juga engkau mengerti apa yang perlu untuk damai sejahteramu!” Kata “damai sejahtera” dalam ayat ini akan terjadi pada pemulihan Israel (Kis. 1:6) setelah Kristus kembali. Tuhan menyesali sikap umat Israel yang mengabaikan kedatangan-Nya kali pertama untuk melawat mereka dalam kasih karunia pada tahun perkenan Tuhan (Luk. 2:10-14; 4:18-22). Penolakan itu kemudian berakibat dihancurkannya kota Yerusalem oleh pasukan Romawi pada tahun 70 M.

No comments: