Hitstat

26 March 2009

Lukas Volume 7 - Minggu 2 Jumat

Dihakimi oleh Mahkamah Agama Orang Yahudi
Lukas 22:69-70
Mulai sekarang Anak Manusia sudah duduk di sebelah kanan Allah Yang Mahakuasa.” Kata mereka semua: “Kalau begitu, Engkau ini Anak Allah?” Jawab Yesus: “Kamu sendiri mengatakan, bahwa Akulah Anak Allah.”

Ayat Bacaan: Luk. 22:62-71; 4:3, 9; Kis. 7:56

Setelah Tuhan Yesus ditangkap, Dia segera ditahan. Orang-orang yang menahan Dia mengolok-olok, memukul dan menghujat. Kemudian dalam Lukas 22:66 dikatakan, “Setelah hari siang berkumpullah sidang para tua-tua bangsa itu dan imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu mereka menghadapkan Dia ke Mahkamah Agama mereka,” Mahkamah agama adalah suatu badan yang terdiri dari Imam Besar, tua-tua, ahli hukum, dan ahli Taurat. Ini adalah Mahkamah yang paling tinggi dikalangan orang Yahudi.
Mereka bertanya kepada Tuhan, “Jikalau Engkau adalah Mesias, katakanlah kepada kami.” Jawab Yesus, “Sekalipun Aku mengatakannya kepada kamu, kamu tidak akan percaya; dan sekalipun Aku bertanya sesuatu kepada kamu, namun kamu tidak akan menjawab. Mulai sekarang Anak Manusia sudah duduk di sebelah kanan Allah Yang Mahakuasa” (Luk. 22:67-69). Jawaban Tuhan menunjukkan bahwa Dia bukan hanya Anak Manusia di bumi sebelum ketersaliban-Nya, tetapi juga menunjukkan bahwa Dia akan menjadi Anak Manusia di surga di sebelah kanan Allah setelah kebangkitan-Nya (Kis. 7:56).
Mahkamah Agama bertanya lagi, “Kalau begitu, Engkau ini Anak Allah?” Jawab Yesus: “Kamu sendiri mengatakan, bahwa Akulah Anak Allah.” Pertanyaan terhadap Manusia-Penyelamat yang diajukan di sini sama dengan pertanyaan yang dipakai oleh Iblis dalam mencobai-Nya (Luk. 4:3, 9). Lalu kata mereka: “Untuk apa kita perlu kesaksian lagi? Kita ini telah mendengarnya dari mulut-Nya sendiri” (Luk. 22:70-71). Perkataan inilah yang dipakai oleh mereka untuk menghukum Tuhan. Orang-orang pada jaman itu menghakimi Tuhan dengan sebuah tuduhan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Bahasa Yunani yang diterjemahkan “Kamu sendiri mengatakan bahwa Akulah Dia,” juga dapat diterjemahkan, “Kamu sendiri yang mengatakannya, karena Akulah Dia.” Ketika orang-orang yang menghakimi Tuhan ini mendengar jawaban-Nya, mereka berkata, “Untuk apa kita perlu kesaksian lagi? Kita telah mendengarnya dari mulut-Nya sendiri” (ay. 71). Mereka sangat emosional, menganggap Dia menghujat Allah dengan mengatakan bahwa Dia adalah Anak Allah, lalu mereka menghukum-Nya. Sungguh suatu perbuatan yang keji!

No comments: