Hitstat

16 May 2009

Yohanes Volume 2 - Minggu 2 Minggu

Keadaan Manusia Yang Sebenarnya
Yohanes 3:14
Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan.

Ayat Bacaan: Yoh. 3:10-14; Rm. 3:23; 6:23; Bil. 21:4-9; Mat. 12:34; Ibr. 2:14

Dalam Kejadian pasal dua, kita dapat melihat bagaimana keadaan manusia pertama yang diciptakan Allah. Manusia pertama ini diciptakan begitu baik, bahkan sangat baik. Namun di dalam Kejadian pasal tiga, kita melihat manusia mulai jatuh. Manusia terkena “racun” dari ular, tertipu oleh tipu daya Iblis. Sejak hari itulah manusia memiliki dosa dan kehilangan kemuliaan Allah (Rm. 3:23). Ketika manusia jatuh ke dalam dosa, maka upah yang patut diterima oleh manusia adalah maut (Rm. 6:23). Nasib yang demikian bukan saja diterima oleh Adam, akan tetapi juga diwarisi oleh setiap keturunan Adam. “Racun” ular (sifat dosa) yang telah disuntikkan ke dalam manusia ini, lama kelamaan akan membawa manusia kepada maut. Inilah upah dan nasib seluruh umat manusia yang sesungguhnya.
Dalam Perjanjian Lama terdapat suatu kisah di mana Musa membuat ular tembaga dan meletakkannya di atas tiang supaya setiap orang yang dipagut oleh ular ganas dapat diselamatkan (Bil. 21:9). Ular tembaga di atas tiang melambangkan Tuhan Yesus di atas salib. Sebagai “ular tembaga”, Dia memiliki bentuk ular, tetapi tidak memiliki racun ular (sifat dosa). Di atas salib, Tuhan Yesus mengambil bentuk “ular” karena dia mati untuk menggantikan manusia yang telah “menjadi ular” dalam sifat batininya. Di mata Allah umat manusia telah menjadi “ular” (Mat. 12:34). Namun, di atas salib, Tuhan Yesus telah menghancurkan Iblis dan sifat Iblis di dalam kita (Ibr. 2:14).
Nikodemus mungkin mengira dirinya adalah orang yang bermoral dan baik. Tetapi perkataan Tuhan kepadanya menyiratkan bahwa tak peduli bagaimana baiknya Nikodemus secara luaran, di dalam dirinya tetap ada sifat Iblis (Yoh. 3:10-14). Sebagai keturunan Adam, dia telah “diracuni” oleh Iblis dan sifat Iblis (sifat dosa) ada di dalam dia. Sebab itu dia tidak hanya memerlukan Tuhan sebagai Anak Domba Allah untuk menghapus dosanya (Yoh. 1:29), juga memerlukan Tuhan sebagai “ular tembaga” yang ditinggikan (Yoh. 3:14; Bil. 21:4-9). Dalam ketersaliban-Nya, Kristus ditinggikan sebagai “ular tembaga” untuk menanggulangi sifat dosa di dalam kita, agar kita yang memandang (percaya) kepada-Nya mendapatkan hayat yang kekal.

No comments: