Hitstat

27 May 2009

Yohanes Volume 2 - Minggu 3 Kamis

Jalan Mendapatkan Air Hidup (2)
Yohanes 4:23
Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian.

Ayat Bacaan: Yoh 4:23-24; Ef 2:22 ; Im.1-6; Ul.12:5

Menurut konsepsi tradisi agama yang dianut oleh perempuan Samaria itu, menyembah Allah haruslah di tempat tertentu. Sebab itu dia berkata, “Nenek moyang kami menyembah di atas gunung ini, tetapi kamu katakan, bahwa Yerusalemlah tempat orang menyembah” (Yoh. 4:20). Namun Tuhan menegaskan kepada perempuan itu, “Percayalah kepada-Ku, hai perempuan, saatnya akan tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem” (Yoh. 4:21).
Bahkan sampai hari ini pun banyak orang yang menganggap bahwa tempat-tempat sakral tertentu sebagai pusat penyembahan. Kalau bukan di tempat-tempat itu, rasanya tidak bisa menyembah Allah. Namun menurut ketetapan Allah dalam Perjanjian Baru, penyembahan yang benar bukanlah masalah tempat, bukan masalah di gunung ini atau di gunung itu, melainkan masalah di dalam roh dan kebenaran (realitas). Tuhan berkata, “Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian. Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran” (Yoh. 4:23-24).
Untuk mendapatkan air hayat yang Tuhan janjikan, langkah kedua yang harus kita lakukan setelah mengaku dosa, adalah menyembah Allah dalam roh dan kebenaran. Penyembahan yang benar adalah di dalam roh, artinya kita harus menggunakan roh kita untuk berkontak dengan Allah, yang adalah Roh. Kapan kala kita dengan roh kita berkontak dengan Allah, sebenarnya kita sedang meminum Dia sebagai air hayat kita. Inilah penyembahan yang sejati.
Sayang sekali, dalam kekristenan yang merosot hari ini, penyembahan yang sejati terhadap Allah sedikit demi sedikit telah berubah bentuk menjadi panggung hiburan (entertainment). Orang tidak lagi memperhatikan masalah roh dan realitas, tetapi lebih memperhatikan bagaimana menyiapkan sebuah acara kebaktian yang menghibur. Saudara saudari kekasih, pertemuan ibadah kita bukanlah sebuah panggung hiburan, melainkan setiap orang harus menggunakan rohnya menyembah Allah di dalam Kristus, Sang realitas itu.

No comments: