Hitstat

18 May 2009

Yohanes Volume 2 - Minggu 2 Selasa

Yang Percaya, Beroleh Hayat Yang Kekal
Yohanes 3:16, Tl.
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hayat yang kekal.

Ayat Bacaan: Yoh. 3:14-16, 36; 6:54; 10:10

Dalam Injil Yohanes, menerima hayat kekal dibicarakan dalam empat cara. Pertama, Yohanes 3:16 mengatakan, “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.” Kedua, Yohanes 3:14-15 mengatakan, “Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.” Ketiga, Yohanes 6:54 mengatakan, “Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal.” Keempat, Yohanes 3:36 mengatakan, “Barangsiapa percaya kepada Anak, ia mempunyai hidup yang kekal.” Keempat bagian ini memperlihatkan kepada kita bahwa tujuan Allah mengasihi kita adalah supaya kita mendapatkan hayat kekal-Nya.
Menurut pemahaman kebanyakan orang Kristen dewasa ini, mendapatkan hidup yang kekal itu berarti bahwa suatu hari kelak kita semua akan naik ke surga untuk menikmati berkat dan kebahagiaan selama-lamanya. Namun hidup yang kekal ini sebenarnya adalah hayat yang kekal, hayat Allah sendiri. Allah mengasihi kita bukan sekedar supaya kita ditebus dari dosa, atau supaya kita beroleh kemakmuran materi di jaman ini dan suatu hari diangkat ke surga seperti yang banyak diajarkan hari ini, melainkan supaya kita dapat menerima Dia sebagai hayat kekal kita (Yoh. 3:16; 10:10b). Tujuan Allah satu-satunya di atas diri kita adalah supaya kita dapat menerima hayat-Nya.
Tujuan Allah ini tidak pernah berubah. Seluruh Alkitab sebenarnya hanya membicarakan satu judul, yakni Allah ingin masuk ke dalam manusia sebagai hayat supaya manusia dapat mengekspresikan Dia dan berkuasa bagi Dia. Di balik kasih Allah yang besar terhadap manusia yang berdosa, terkandung suatu maksud yang seringkali tidak disadari oleh kebanyakan orang, yakni Allah ingin memberikan diri-Nya sebagai hayat kepada kita. Inkarnasi, kehidupan insani, kematian, dan kebangkitan Kristus, semuanya adalah untuk memberikan hayat kekal kepada kita. Inilah kasih Allah yang terbesar bagi kita: Dia memberikan diri-Nya sendiri sebagai hayat kita. Haleluya!

No comments: