Hitstat

03 August 2010

PP SPIA Minggu 1 - Rabu

1 Tim. 1:3-4
Aku telah mendesak engkau…dan menasehatkan orang-orang tertentu, agar mereka jangan mengajarkan hal-hal yang berbeda…bukan ekonomi Allah dalam iman.

Rm. 10:17
Jadi iman timbul dari pendengaran dan pendengaran melalui firman Kristus.

Ef. 3:9
Dan untuk menerangi semua supaya mereka dapat melihat apa ekonomi rahasia itu…

Ibr. 12:2
Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah.

Rawatan Pagi:
Ekonomi Allah adalah di dalam iman. Ini bukanlah oleh perbuatan kita melainkan oleh iman kita di dalam kasih karunia. Ini bukan oleh perbuatan kita di dalam diri kita sendiri melainkan melalui kita percaya kepada Kristus, perwujudan Allah Tritunggal. Di dalam ministri Tuhan, kita tidak mengajar kaum saleh untuk menyelidiki sesuatu, memelihara sesuatu, atau melakukan sesuatu. Kita meministrikan kepada kaum saleh sesuatu yang memerlukan latihan iman mereka. Iman tidak berasal dari kita. Iman berasal dari apa yang kita lihat. Ketika kita melihat ekonomi Allah, iman ini melahirkan dan memulai satu kepercayaan di dalam kita. Ekonomi Allah adalah kehendak Allah untuk menyalurkan Diri-Nya sendiri ke dalam Anda dan saya untuk menghasilkan satu organisme, Tubuh Kristus, bagi kerelaan kehendak-Nya. Iman berasal dari melihat visi ini. Kita perlu satu visi, satu penglihatan. Kita perlu melihat bahwa di seluruh alam semesta ini kerelaan kehedak Allah adalah menyalurkan Diri-Nya sendiri, mendispensikan Diri-Nya sendiri, ke dalam kita supaya kita dapat menjadi bagian-bagian dari organisme-Nya, Tubuh organik Kristus. (Living in and with the Divine Trinity, hal. 19-20)

Bacaan Hari Ini:
Orang-orang Kristen seringkali membicarakan iman secara obyektif. Ada yang mungkin bertanya apa iman itu, yang berarti apa yang Anda percayai. Aspek iman ini, yaitu aspek yang obyektif ini, bukanlah perkara tindakan percaya kita melainkan apa yang kita percayai. Iman yang obyektif ini mencakup isi dari ekonomi Perjanjian Baru Allah.
Ketika kita menerima firman mengenai iman yang obyektif, yaitu isi dari ekonomi Perjanjian Baru Allah, dengan spontan iman yang subyektif dihasilkan di dalam kita. Kita memberi respon kepada iman yang obyektif ini melalui percaya. …Kita mendengar iman yang obyektif, dan kemudian iman yang subyektif bangkit di dalam kita. Iman yang subyektif ini adalah tindakan percaya kita.
Iman yang subyektif tidak terjadi sekali untuk selamanya. Sebaliknya, sejak waktu kita mulai percaya, tindakan percaya ini telah berlangsung di dalam kita, karena kehidupan orang Kristen adalah kehidupan iman, yaitu kehidupan percaya. Hari demi hari kita sedang menempuh kehidupan yang percaya ini. Kita tidak hidup menurut apa yang kita lihat; kita hidup menurut apa yang kita percayai. Seperti yang dikatakan Paulus, “Kita berjalan oleh iman, bukan oleh penglihatan” (2 Kor. 5:7).
Orang-orang yang menyimpang, meliputi orang-orang yang meninggalkan kehidupan gereja, yang mengalami kehilangan iman. Mereka mungkin tidak kehilangan iman mereka secara mutlak, tetapi sedikitnya mereka telah kehilangan satu bagian iman. …Kapan kala seseorang kehilangan pandangan tentang isi dari ekonomi Allah, yaitu iman yang subyektif, maka tindakan percaya di dalamnya juga akan berkurang. Kemampuan di dalam kita untuk percaya itu selalu merupakan satu produk, satu hasil, satu akibat dari memiliki satu pandangan yang tepat terhadap ekonomi Allah. Karena itu, adalah satu hal yang mengerikan bila kita kehilangan pandangan tentang ekonomi Allah.
Di dalam sidang-sidang gereja dan sidang-sidang ministri, kita semua seolah-olah sedang menonton satu televisi surgawi untuk melihat lebih banyak hal tentang ekonomi Allah. Semakin kita melihat televisi surgawi ini, semakin kita percaya. …Karena itu,…sidang-sidang gereja dan ministri ini memperluas kapasitas kita untuk percaya.
Kita semua perlu memiliki satu pandangan yang luas tentang ekonomi Allah. Sekali kita melihat pandangan yang demikian, maka dengan spontan kita apa percaya kepada apa yang kita lihat. …Tulisan-tulisan Paulus membawa kita dalam satu tour yang memperlihatkan kepada kita hal-hal surgawi, dan rohani mengenai Kristus, pencapaian-pencapaian-Nya, dan apa yang telah diperoleh-Nya. Semakin kita melihat mengenai perkara ini, semakin kita akan terkesan, dan semakin banyak iman yang kita miliki. Kita akan menemukan bahwa kita tidak mungkin tidak mempercayainya. (Life-study of Thessalonians, hal. 119-120, 122-123, 129)

No comments: