Hitstat

18 August 2010

PP SPIA Minggu 3 - Rabu

Mat. 28:18
Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.

Kis. 20:28
Karena itu jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperoleh-Nya dengan darah Anak-Nya sendiri.

Rawatan Pagi

Sumber gereja adalah Kristus, karena itu gereja adalah pertambahan Kristus. Fungsi gereja adalah untuk menjadi Tubuh Kristus dan rumah Allah. Selain itu, praktek gereja itu bersifat lokal, bukan universal, dan gereja diekspresikan di lokalitas-lokalitas, isinya adalah Kristus, dan gereja memiliki satu susunan yang tepat.
Susunan gereja yang tepat ini terlihat di dalam Filipi 1:1 yang membicarakan tentang kaum saleh, para penilik, yang adalah para penatua dan para diaken. Di dalam gereja kita memiliki kaum saleh sebagai anggota-anggota dasar, dan di antara kaum saleh ini, kita memiliki para penatua dan para diaken. Di satu pihak, kita menyadari bahwa di dalam gereja tidak ada organisasi manusia, tetapi di lain pihak, Kitab Suci dengan jelas memberi tahu kita bahwa ada satu susunan di dalam gereja. Bukan hanya dari pengajaran-pengajaran Kitab Suci, melainkan juga dari pengalaman kita, kita bisa melihat bahwa tanpa susunan di bawah pimpinan Roh Kudus ini, maka tidak ada kemungkinan untuk memiliki kehidupan gereja yang sesungguhnya, praktek gereja yang sesungguhnya. Praktek gereja yang sesungguhnya itu sangat tergantung kepada susunan di bawah pimpinan Roh Kudus ini. (Basic Principles for the Practice of the Church Life, hal. 33)

Pembacaan Hari ini
Susunan gereja berasal dari otoritas di dalam gereja. Kita harus mempertimbangkan secara terperinci apa otoritas di dalam gereja itu. Kita diberi tahu dengan jelas bahwa gereja adalah Tubuh Kristus dan rumah Allah. Ada otoritas di dalam tubuh kita, dan juga ada otoritas di dalam sebuah rumah, yaitu di dalam satu keluarga. Tanpa otoritas, rumah kita akan kacau. Demikian juga, selama satu tubuh itu hidup dan berdiri, maka ada otoritas di dalamnya, tetapi bila tubuh itu menjadi satu bangkai dan bukan lagi satu tubuh, maka tidak ada otoritas di dalamnya. Selama ada satu tubuh, maka pasti ada otoritas, dan selama kita memiliki satu keluarga, satu rumah, maka pasti juga ada otoritas. Ini mengilustrasikan bahwa di dalam gereja itu benar-benar ada satu otoritas.
Otoritas dari satu tubuh adalah kepala. Ketika seseorang berdiri, apakah tubuhnya yang memikul kepalanya ataukah kepalanya yang menopang tubuhnya? Jika kita memenggal kepala seseorang, maka tubuhnya akan roboh. Tanpa kepala, tubuh tidak bisa berdiri. Kelihatannya, tubuhlah yang memikul kepala, tetapi dalam keadaan yang sebenarnya, kepalalah yang menopang tubuh. Karena itu, kepala adalah otoritas. Kepala gereja adalah Kristus Tuhan, dan otoritas di dalam gereja adalah kekepalaan Kristus. Memang jelas bahwa di dalam gereja harus ada satu susunan, tetapi susunan ini berasal dari kekepalaan Kristus. Kita harus menyadari, menghormati, dan menghargai kekepalaan Tuhan. Jika kita tidak berada di bawah kekepalaan Tuhan, kita tidak akan pernah bisa benar di dalam susunan gereja. Seringkali, pada tahun-tahun yang lampau, saudara atau saudari datang kepada saya dan mengatakan, ”Saudara Lee, aku tidak bisa berjalan bersama beberapa penatua.” Setiap kali seseorang membawa satu masalah seperti ini kepada saya, saya bertanya kepada mereka, ”Pada saat ini dan mengenai kasus ini, apakah Anda berada di bawah kekepalaan Tuhan?” Tanpa kecuali, orang yang bertanya itu akan mengakui bahwa ia tidak berada di bawah kekepalaan-Nya. Saya menjawab, ”Pertama, Anda harus benar terhadap Tuhan. Tundukkanlah diri Anda sendiri kepada kekepalaan Tuhan, dengan demikian Anda akan menjadi jelas.”
Tidak ada perbedaan di antara kita, karena kita semua adalah ras Adam. Ini bukanlah masalah Timur atau Barat. Ini adalah masalah apakah kita berada di bawah kekepalaan Kristus atau tidak dan apakah kita telah belajar menundukkan diri kita sendiri kepada kekepalaan Tuhan atau tidak. Untuk memelihara susunan yang benar di dalam gereja dan di antara kaum saleh, kita harus berada di bawah jabatan Tuhan dan kekepalaan Tuhan. Otoritas di dalam gereja adalah kekepalaan Tuhan. (Basic Principles for the Practice of the Church Life, hal. 33-35)

Bacaan Lainnya: Basic Principles for the Practice of the Church Life, bab 1-3

No comments: