Hitstat

16 August 2010

PP SPIA Minggu 3 - Senin

Kol. 3:11
…Manusia baru… dalam hal ini tiada lagi orang Yunani atau orang Yahudi, orang bersunat atau orang tak bersunat, orang Barbar atau orang Skit, budak atau orang merdeka, tetapi Kristus adalah semua dan di dalam segala sesuatu.

Mat. 23:8
Tetapi kamu, janganlah kamu disebut Rabi; karena hanya satu Rabimu dan kamu semua adalah saudara

Rawatan Pagi
Di antara umat Allah, hanya ada satu Kepala—Kristus. Konstitusi ini memelihara semua kaum saleh, semua gereja, dan semua wilayah pekerjaan di dalam kontak secara langsung dengan Tuhan. Jadi, tidak perlu ada perantara apa pun. Ini adalah jalan yang rohani, jalan hayat yang memelihara setiap kaum beriman, gereja, lokal, dan wilayah pekerjaan di dalam hayat dan tanpa adanya organisasi atau kepemimpinan manusia apa pun. (Crucial Principles for the Christian Life and Church Life, hal. 82)

Pembacaan Hari ini
Kita perlu melihat apa konstitusi gereja itu, yaitu, jalan di mana gereja terbentuk. Konstitusi gereja erat hubungannya dengan kekepalaan Kristus.
Pertama, saya ingin menunjukkan bahwa di dalam Kekristenan hari ini, kekepalaan Kristus itu mutlak disangkal. Ini terjadi karena Kekristenan telah menjadi satu organisasi. Pembentukan organisasi apa pun akan menghasilkan satu hirarki dan setiap hirarki adalah satu kepala. Jadi, hirarki di dalam Kekristenan menghina kekepalaan Kristus.
Di dalam pemulihan Tuhan, tidak ada pemimpin. Satu-satunya Kepala adalah Kristus. Semua penatua berada pada tingkatan yang sama, semua rasul berada pada tingkatan yang sama, semua gereja berada pada tingkatan yang sama, dan wilayah-wilayah pekerjaan juga berada pada tingkatan yang sama. Hasil dari siapa yang mengambil pimpinan pada waktu apa pun selalu ditentukan oleh situasi rohani di waktu mana itu diberikan. Penatua atau gereja yang memiliki kerohanian yang paling tinggi adalah yang harus mengambil pimpinan, tetapi ini janganlah bersifat resmi, permanen, atau organisasi. Ini harus selalu tergantung kepada kondisi rohani. Mempraktekkan secara demikian ini akan menjauhkan umat Allah dari kepemimpinan yang akan menghina kekepalaan Kristus. …Gereja dibentuk menurut kebenaran bahwa Kristus adalah Kepala yang unik. Di dalam pemulihan Tuhan tidak ada organisasi karena Kristus adalah Kepala yang unik. Gereja dibangun menurut kebenaran ini. (Crucial Principles for the Proper Church Life, hal. 43, 55-56)
Gereja adalah satu organisme, bukan satu organisasi, namun memang perlu ada beberapa pengaturan di antara ribuan orang yang datang berkumpul di berbagai kota sebagai gereja-gereja lokal. Mencari pengaturan demikian dan jalan yang tepat agar semua urusan gereja bisa dilaksanakan ini adalah satu masalah yang besar, karena konsep organisasi yang berhubungan dengan gereja tidak bisa ditemukan di dalam Perjanjian Baru. Kita perlu melihat prinsip dasar bahwa organisasi macam apa pun akan memimpin kepada satu hirarki dan bahwa hirarki apa pun adalah satu penghinaan terhadap kekepalaan Kristus. (Crucial Principles for the Christian Life and the Church Life, hal. 73)
Di dalam beberapa gereja lokal, ada satu praktek yaitu membuat satu pengaturan menurut siapa yang pertama di antara para penatua. Tidak ada ayat di dalam Alkitab yang memberikan petunjuk apa pun bahwa harus ada pengaturan yang demikian. Namun, prinsip rohani dalam hubungannya dengan kepenatuaan itu selalu bersifat jamak. Allah tidak ingin seorang saudara menjadi penatua yang unik; Dia ingin beberapa saudara menjadi sekelompok penatua. …Kejamakan dari kepenatuaan ini akan menjaga penatua mana pun dari menjadi seorang penatua yang bersifat resmi atau seorang penatua permanen. Hasil dari siapa yang mengambil pimpinan di antara para penatua itu ditentukan oleh kapasitas setiap orang. Karena seorang saudara memiliki kapasitas yang tertinggi di dalam area-area tertentu, maka ia mungkin adalah seorang pemimpin di dalam satu perkara tertentu. Di dalam perkara lainnya, seorang saudara lainnya mungkin memiilki kapasitas yang paling tinggi; karena itu, di dalam perkara itu, ia akan menjadi pemimpin. Enam bulan kemudian, kedua saudara ini mungkin kehilangan kapasitas mereka, dan saudara lainnya mungkin bertumbuh dan bertambah di dalam kapasitas rohaninya oleh kasih karunia dan belas kasihan Tuhan. Jadi, saudara yang ketiga ini dengan spontan akan menjadi pemimpin di antara para penatua itu. Di dalam Perjanjian Baru, di antara umat Allah, tidak ada kepemimpinan yang unik, tegas, bersifat resmi atau permanen. Kepemimpinan yang demikian akan menjadi satu penghinaan terhadap kekepalaan Kristus. Karena itu, di setiap gereja lokal hari ini, tidak boleh ada kepala selain dari Kristus. (Crucial Principles for the Proper Church Life, hal. 49-50)

Bacaan Lainnya: Crucial Principles for the Proper Church Life, bab. 2-3

No comments: