Hitstat

21 August 2010

PP SPIA Minggu 3 - Sabtu

Rm. 16:3, 5
Sampaikan salam kepada Priskila dan Akwila, teman-teman sekerjaku dalam Kristus Yesus. Salam juga kepada jemaat di rumah mereka.

Rm. 16:25
Bagi Dia, yang berkuasa menguatkan kamu, --menurut Injil yang kumasyhurkan dan pemberitaan tentang Yesus Kristus, sesuai dengan pernyataan rahasia, yang didiamkan berabad-abad lamanya.

Rm. 16:27
Bagi Dia, satu-satunya Allah yang penuh hikmat, oleh Yesus Kristus: segala kemuliaan sampai selama-lamanya! Amin.

Rawatan Pagi

Kita harus mengikuti jejak rasul. Ia membawa kita ke dalam kehidupan perbauran dari seluruh Tubuh Kristus melalui pujian dan salam agar Allah damai sejahtera menghancurkan Satan di bawah kaki kita dan agar kita bisa menikmati kasih karunia Kristus yang kaya (ay. 1-16, 21-24, 20). Di dalam Roma 16, rasul Paulus memberikan salam kepada orang-orang kudus, satu demi satu, dengan sedikitnya menyebutkan dua puluh tujuh nama, termasuk Febe, seorang diakonia dari gereja di Kengkrea, dan Priska serta Akwila. Selain itu, ia memberi salam kepada kaum saleh secara umum. Ini menunjukkan kepada kita bahwa ia memiliki banyak pengenalan, pemahaman, dan perhatian terhadap setiap orang dari mereka. Pujian dan salam demikian ini menunjukkan adanya saling memperhatikan di antara kaum saleh dan saling bersekutu di antara gereja-gereja. Oleh persekutuan gereja-gereja di dalam Tubuhlah bahwa Allah damai sejahtera akan menghancurkan Satan di bawah kaki kita dan kita akan dapat menikmati kasih karunia Kristus yang kaya. Kasih karunia ini adalah manifestasi dari Allah Tritunggal dalam perwujudan-Nya di dalam tiga aspek—Bapa, Putra, dan Roh itu. (The Experience of God`s Organic Salvation Equaling Reigning in Christ`s Life, hal. 70)

Pembacaan Hari ini
Melalui persekutuan di dalam Tubuh, penghancuran atas Satan, dan kenikmatan terhadap kasih karunialah, kita bisa melaksanakan misteri/rahasia yang didiamkan selama berabad-abad mengenai keselamatan lengkap Allah di dalam penggenapan ekonomi kekal Allah bagi orang-orang bukan Yahudi untuk memiliki ketaatan kepada iman kepada kemuliaan bagi satu-satunya Allah yang berhikmat melalui Yesus Kristus (ay. 25-27)
Kita harus memiliki realitas dari persekutuan dan perbauran Tubuh Kristus. Jika tidak demikian, tidak peduli betapa banyaknya kita menuntut dan betapa sederhana dan rendah hatinya kita, lambat atau cepat, akan ada masalah, bahkan perpecahan-perpecahan di antara kita. Karena itu, kita harus dikendalikan oleh visi tentang Tubuh dan mengikut jejak rasul dengan membawa semua kaum saleh di semua gereja ke dalam kehidupan perbauran dari seluruh Tubuh Kristus. Ini adalah memerintah di dalam hayat dan dengan memerintah di dalam hayat secara demikianlah, kita akan memberikan kemuliaan kepada Allah. Kemuliaan ini adalah Yerusalem Baru, inkorporasi universal dari persatuan dan perbauran keilahian dengan keinsanian, yang di dalamnya, Allah akan dimuliakan sepenuhnya dan ekonomi-Nya akan digenapkan seluruhnya.
Di dalam kesimpulannya, kitab Roma, yang memberikan satu diskusi yang bersifat umum tentang kehidupan orang Kristen ini, memberikan kemuliaan kepada Allah yang berhikmat. Ini menyingkapkan bahwa semua perkara yang didiskusikan di dalam kitab ini, direncanakan, dikelola, dan digenapkan oleh hikmat Allah, supaya Dia, Allah Tritunggal yang kaya yang tidak terukur ini, bisa dimuliakan, yaitu agar kemuliaan-Nya yang tiada bandingnya bisa diekspresikan sepenuhnya dan seluruhnya melalui kita yang telah disempurnakan oleh Dia secara kekal, dan yang telah menjadi Tubuh-Nya dan telah diikatkan kepada-Nya menjadi satu. Fokus dari hikmat Allah adalah pekerjaan dari Trinitas Ilahi-Nya ke dalam tiga bagian—roh, jiwa, dan tubuh—dari diri kita yang telah ditebus agar di dalam penebusan, pengudusan, dan transformasi-Nya, kita bisa memiliki satu persatuan yang utuh di dalam hayat ilahi dengan Dia sehingga kedambaan-Nya akan perbauran keilahian dan keinsanian, pengikatan keinsanian kepada keilahian, bisa digenapkan di dalam kekekalan. Ini benar-benar layak untuk kita apresiasi dan kita sembah! Ini layak untuk kita nyanyikan dan kita puji dengan tak henti-hentinya di dalam kekekalan! Kita harus memiliki hal ini sebagai pusat dan tujuan dari kehidupan Kristiani kita dan kehidupan gereja kita. Kiranya kita semua yang telah dipilih dan disempurnakan oleh-Nya, sepenuhnya mengalami penyelamatan-Nya yang organik dan memerintah di dalam hayat-Nya untuk menjadi ekspresi-Nya yang rampung di dalam kekekalan. (The Experience of God`s Organic Salvation Equaling Reigning in Christ`s Life, hal. 71-72)

Bacaan Lainnya: The Experience of God`s Organic Salvation Equaling Reigning in Christ`s Life, berita 6

No comments: