Hitstat

22 August 2010

PP SPIA Minggu 4 - Senin

Rm. 15:16
Yaitu bahwa aku boleh menjadi pelayan Kristus Yesus bagi bangsa-bangsa bukan Yahudi dalam pelayanan pemberitaan Injil Allah, supaya bangsa-bangsa bukan Yahudi dapat diterima oleh Allah sebagai persembahan yang berkenan kepada-Nya, yang disucikan oleh Roh Kudus.

Rm. 12:1
Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.

Rawatan Pagi:
Paulus menjadi seorang imam injil Allah [Rm. 15:16] untuk meministrikan Kristus kepada orang-orang bukan Yahudi adalah satu pelayanan imamat kepada Allah, dan orang-orang bukan Yahudi yang ia peroleh melalui pemberitaan injilnya ini adalah satu persembahan yang disajikan kepada Allah. Melalui pelayanan imamat ini, banyak orang bukan Yahudi, yang najis dan tercemar, dikuduskan di dalam Roh Kudus dan menjadi satu kurban persembahan yang demikian, yang berkenan kepada Allah. Mereka disisihkan dari hal-hal yang umum dan dijenuhi dengan sifat dan elemen Allah, dan dengan demikian dikuduskan baik secara posisi maupun secara watak (lihat catatan kaki dari 6:19). Pengudusan ini terjadi di dalam Roh Kudus, yaitu Roh Kudus berdasarkan penebusan Kristus memperbarui, mengubah, dan memisahkan orang-orang yang dilahirkan kembali melalui percaya ke dalam Kristus. (Rm. 15:16, catatan kaki 3)

Pembacaan Hari Ini:
Di dalam Perjanjian Lama, imam-imam bekerja dan melayani untuk mempersembahkan kurban-kurban dari binatang kepada Allah, tetapi Paulus sebagai seorang imam Perjanjian Baru sibuk di dalam injil Allah.
Perjanjian Baru mengajar kita dengan jelas bahwa semua kaum beriman adalah imam-imam. Kita bukanlah imam-imam yang individu, melainkan kita adalah imam-imam di dalam satu korporasi untuk menjadi satu imamat. Ini adalah pengajaran Perjanjian Baru yang dilihat oleh Kaum Persaudaraan. Dari permulaan pemulihan Tuhan di antara kita, kita juga telah melihat kebenaran mengenai keimaman ini, tetapi baik kita maupun Kaum Persaudaraan tidak menunjukkan bahwa keimaman di dalam Perjanjian Baru adalah keimaman injil. …Menurut Roma 15:16, kita adalah imam-imam injil Allah. Kita semua perlu mengumumkan, “Aku adalah seorang imam injil Allah!”
Perjanjian Lama mewahyukan bahwa seorang imam harus menjadi seorang yang mengemban gambar Allah, mengekspresikan Allah, memiliki kuasa Allah, mewakili Allah, dan melatih rohnya untuk mengontaki Allah, untuk menerima Allah sebagai hayatnya, supaya ia bisa memperhidupkan Allah. Seorang imam juga mempersembahkan kurban-kurban persembahan yang melambangkan Kristus kepada Allah bagi kepuasan Allah. Seorang imam adalah seorang yang meministrikan Allah, membawa Allah kepada manusia dan membawa manusia kepada Allah. Karena itu, ia harus menjadi seorang yang sangat dekat dengan Allah, yaitu bersatu dengan Allah. Ia mengenal hati Allah, dan ia membicarakan kehendak Allah, jalan Allah, dan rencana Allah. Orang yang demikian adalah seorang imam yang melakukan pelayanan keimaman di dalam imamat Perjanjian Lama.
Di dalam Perjanjian Baru, ada lebih banyak butir yang ditambahkan kepada imamat ini. Seorang imam Perjanjian Baru haruslah seorang yang memperhidupkan Kristus di dalam kematian-Nya, di dalam kebangkitan-Nya, dan di dalam kenaikan-Nya. Di dalam Perjanjian Lama, ada butir-butir yang melambangkan Kristus, tetapi butir-butir itu bukan Kristus di dalam keadaan yang sesungguhnya di dalam kematian, kebangkitan, dan kenaikan-Nya. Paulus adalah salah satu teladan dari imam-imam injil Allah Perjanjian Baru. Ia adalah seorang yang mengemban gambar Allah, ekspresi Allah, dan memiliki otoritas Allah, mewakili Allah. Ia adalah seorang yang selalu melatih rohnya. Di dalam Perjanjian Baru, ia mengajar banyak hal mengenai roh insani kita, dan ia memakai rohnya untuk mengontaki Allah, menerima Allah. Ia menikmati Kristus sebagai Roh pemberi hayat di dalam rohnya, dan ia menikmati Kristus sebagai hayatnya. Di dalam Filipi 3, ia mengekspresikan kedambaannya untuk mengenal Kristus dan kuat kuasa kebangkitan-Nya agar ia bisa diserupakan kepada kematian Kristus. Ini menunjukkan kepada kita bahwa seorang imam Perjanjian Baru haruslah seorang yang berada di dalam pengalaman akan kematian Kristus dan di dalam kenikmatan akan kuat kuasa kebangkitan Kristus. Jika kita tidak memiliki semua butir ini, maka kita tidak layak untuk memberitakan injil karena setiap pemberita injil harus menjadi seorang imam. Kita semua harus melihat wahyu ini. (The Advance of the Lord`s recovery Today, hal. 9-10, 12-13, 16-17)

Bacaan lainnya: The Advance of the Lord`s Recovery Today, bab 1

No comments: