Hitstat

27 August 2010

PP SPIA Minggu 4 - Sabtu

Mzm. 110:3
Pada hari tentaramu bangsamu merelakan diri pada hari peperangan-Mu di dalam kemegahan konsekrasi mereka; orang-orang mudamu bagimu akan tampil seperti embun dari kandungan fajar. (Tl.)

Mat. 26:12-13
Sebab dengan mencurahkan minyak itu ke tubuh-Ku, ia membuat suatu persiapan untuk penguburan-Ku. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di mana saja Injil ini diberitakan di seluruh dunia, apa yang dilakukannya ini akan disebut juga untuk mengingat dia.

Rawatan Pagi:
Secara harfiah, kata-kata Ibrani yang diterjemahkan “merelakan diri” [di dalam Mzm. 110:3] ini berarti “mempersembahkan diri dengan sukarela.” …Kata peperangan menunjukkan bahwa ada beberapa peperangan yang sedang berlangsung. Hari ini masih merupakan satu waktu peperangan karena Kristus masih belum memiliki tumpuan kaki-Nya. Karena itu, ministri ini terkait di dalam satu pergumulan yang konstan. Kita berdiri melawan dan membatalkan setiap jenis dasar yang tidak tepat mengenai gereja, baik itu Katholik maupun Protestan, dan ini menyebabkan penentangan dan peperangan.
Kita diberitahu bahwa pada hari peperangan-Nya, umat Kristus akan mempersembahkan dirinya dengan sukarela “di dalam kemegahan konsekrasi mereka.” Apakah Anda menyadari bahwa di mata Tuhan konsekrasi kita dengan sukarela, yaitu persembahan diri kita kepada-Nya, merupakan satu kemegahan? Meskipun gereja telah merosot, tetapi di sepanjang abad, telah ada satu garis dari orang-orang yag mempersembahkan diri mereka sendiri dengan sukarela kepada Tuhan di dalam kemegahan, keelokan, konsekrasi mereka. Dengan mempersembahkan segalanya di bumi, ada ribuan orang yang telah mempersembahkan dirinya dengan sukarela kepada Kristus, dan pada kurban persembahan ini ada kemegahan konsekrasi. John Nelson Darby adalah seorang yang demikian. Darby hidup sampai usia delapan puluh empat tahun, dan karena kasihnya terhadap Kristus, ia tidak pernah menikah. Pada satu hari, dalam usianya yang telah lanjut, ia tinggal sendirian di sebuah hotel, dan ia mengatakan, “Tuhan Yesus, aku tetap mengasihi Engkau.” Tidak diragukan lagi, Darby adalah satu kurban persembahan dengan sukarela bagi Tuhan di dalam kemegahan konsekrasi. (Life-study of the Psalms, hal. 433-434)

Pembacaan Hari ini
Selain memakai kata “kemegahan” beberapa versi lainnya memakai kata “berhiaskan.” Kemegahan konsekrasi adalah satu perhiasan. Kita perlu dihias dengan mempersembahkan diri kita sendiri dengan sukarela kepada Tuhan. Jika kita berbuat demikian, kita akan didandani dengan satu kemegahan yang ilahi dan surgawi.
“Orang-orang muda-Mu bagi-Mu akan tampil seperti embun dari kandungan fajar” (Mzm. 110:3b). Ini menunjukkan bahwa, di satu pihak, Kristus ingin melihat kemegahan konsekrasi kita; di lain pihak, Dia mendambakan embun yang berasal dari kandungan fajar. Kristus menikmati dalam melihat kemegahan dari orang-orang yang mempersembahkan diri mereka kepada-Nya, tetapi lebih penting lagi, Dia masih memerlukan beberapa embun untuk menyirami Dia. Kristus pun memerlukan penyiraman. Dia memerlukan kita menjadi embun yang menyirami Dia.
Menurut puisi/mazmur di sini, embun ini berasal dari “kandungan fajar.” Kita perlu masuk ke dalam kandungan/rahim ini untuk dikandung sebagai embun yang dengannya kita menyirami Kristus. Saya percaya bahwa ini melibatkan waktu penyegaran pagi. Jika kita tidak bangun pagi di pagi hari, kita akan kehilangan kesempatan untuk masuk ke dalam kandungan fajar untuk dijadikan embun untuk menyirami Kristus. Bukannya disirami, Dia malah akan menjadi kering, dan kita juga akan menjadi kering. Saya harap agar kita semua, terutama orang-orang muda, akan melihat bahwa di sini Kristus menyerupakan diri-Nya sendiri dengan sebuah tanaman yang memerlukan embun yang lembut, lunak, dan halus. Kiranya kita memberi respon kepada-Nya dengan mengatakan, “Tuhan Yesus, aku ingin menjadi embun yang dikandung dan dihasilkan dari kandungan fajar untuk menyirami diri-Mu.”
“Dari sungai di tepi jalan ia minum, oleh sebab itu ia mengangkat kepala” (Mzm. 110:7). Ketika Kristus berperang, Dia akan haus. Karena memerlukan air untuk diminum, Dia akan minum dari “sungai di tepi jalan.” Sungai ini adalah para pemenang. Orang-orang yang mempersembahkan diri mereka sendiri di dalam kemegahan konsekrasi ini adalah embun pagi untuk menyirami Kristus dan para pemenang adalah sungai untuk meleraikan dahaga-Nya. Ketika Kristus mengambil pimpinan untuk berperang sampai akhir, Dia akan memerlukan air untuk diminum, dan air ini adalah para pemenang. Saya percaya bahwa penafsiran ini tepat karena ini sesuai dengan pengajaran Perjanjian Baru. (Life-study of the Psalms)

Bacaan lainnya: Life-study of the Psalms, berita 38; Life Lessons, Isn. 18

No comments: