Hitstat

09 September 2010

Roma Volume 1 - Minggu 2 Jumat

Orang Yahudi yang Sejati dan Sunat di dalam Hati
Roma 2:29
Tetapi orang Yahudi sejati ialah orang yang tidak tampak keyahudiannya dan sunat sejati ialah sunat di dalam hati, secara rohani, bukan secara harfiah. Pujian bagi orang seperti itu datang bukan dari manusia, melainkan dari Allah.

Ayat Bacaan: Rm. 2:17-18,29; 3:2; Yoh. 5:39-40; Gal. 1:4

Di bumi ini, tidak ada satu agama pun yang lebih baik daripada agama Yahudi, karena agama ini murni dan dibentuk menurut Firman Allah yang suci. Hukum Taurat yang Allah berikan melalui Musa adalah dasar agama Yahudi. Karena inilah, orang Yahudi bergairah atas perkara-perkara yang agamis dan tradisi-tradisi, tetapi bukan atas Kristus. Kita dapat melihat dalam keempat kitab injil, ketika Tuhan Yesus datang, Ia datang sebagai Sang yang telah dinubuatkan oleh Perjanjian Lama namun para agamawan Yahudi menentang Sang Hidup ini menurut agama mereka.
Secara prinsip, situasi itu sama dengan hari ini. Banyak sekali orang Kristen yang hanya memperhatikan agama dan tradisi, namun mereka tidak memperhatikan Kristus, Persona yang hidup ini. Mereka hanya memiliki sebutan yang di luar saja (Rm. 2:17). Berusaha mengenal Allah dalam pengetahuan luaran saja, hanya berdasarkan huruf luaran (Rm. 2:17-18). Memiliki Alkitab namun kekurangan realitas batiniah dalam roh (Rm. 3:2). Yohanes 5:39-40 Tuhan Yesus berkata kepada ahli-ahli agama Yahudi, bahwa mereka menyelidiki kitab suci untuk mendapatkan pengetahuan, namun tidak mau datang kepada Tuhan untuk memperoleh hidup itu. Pada hari ini banyak orang Kristen yang demikian. Roma 2:29 menyiratkan bahwa apa pun hakiki kita, apa pun yang kita lakukan, dan apa pun yang kita miliki, semuanya haruslah di dalam roh. Itu bukan agama, melainkan realitas rohani.
Kita harus meninggalkan agama jauh-jauh, jangan mempunyai sangkut paut apa pun dengannya. Yang kita perlukan adalah Persona yang hidup. Kristus berlawanan dengan agama berikut hukum Tauratnya. Untuk menyelamatkan kita dari zaman religius yang jahat yang sekarang ini, Kristus telah menye-rahkan diri-Nya karena dosa-dosa kita (Gal. 1:4). Hal ini menunjukkan bahwa Kristus mati untuk menyelamatkan kita dari agama Yahudi. Menjadi orang Kristen berarti menjadi orang yang diduduki oleh Persona yang hidup, bukan oleh agama. Kita perlu berdoa, agar kita dapat lebih banyak memperhatikan Persona yang hidup ini daripada perkara-perkara yang lain bahkan daripada kehidupan gereja, sehingg kita takkan menjadi suatu tradisi.

Dalam hal ini tidak ada lagi...orang bersunat atau orang tak bersunat ... tetapi Kristus adalah semua dan di dalam segala sesuatu. (Kol. 3:11)

No comments: