Hitstat

16 September 2010

Roma Volume 1 - Minggu 3 Jumat

Kristus Yesus menjadi Tutup Pendamaian
Roma 3:25a
Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi tutup pendamaian melalui iman, dalam darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk menunjukkan keadilan-Nya.

Ayat Bacaan: Kel. 25:17; Luk. 23:44; Ibr. 4:16, 9:26; Yoh. 1:29; Bil. 7:89; 2 Kor. 3:18

Kata “jalan pendamaian” dalam Roma 3:25 mengacu kepada tempat pendamaian, tutup pendamaian. Di dalam Ibrani 4:16, tempat ini disebut takhta kasih karunia. Tempat pendamaian dilambangkan di dalam Keluaran 25:17 oleh tutup penudung dosa pada tabut perjanjian. Selama zaman Perjanjian Lama, dosa-dosa umat Allah belum dihapuskan, melainkan hanya ditutupi dengan darah pendamaian. Dosa-dosa mereka baru dihapuskan ketika Tuhan Yesus Kristus mati di atas salib (Yoh. 1:29).
Misalkan saya meminjam uang kepada seseorang sebanyak satu miliar dolar. Saya terikat hutang dan harus melunasinya. Meskipun mustahil bagi saya untuk melunasi, teman saya yang miliarder tampil dan memberi tahu bahwa ia akan melunasi semua hutang saya, bahkan ia membuatkan sebuah akta perjanjian sebagai jaminan. Begitu akta perjanjian diserahkan dan diterima, saya sudah dapat dibebaskan karena keadilan. Demikian pula halnya, kaum saleh Perjanjian Lama berhutang begitu banyak terhadap Allah, tetapi ada satu akta perjanjian yang menjamin bahwa Kristus akan datang untuk menghapus dosa-dosa yaitu darah pendamaian yang dipercikkan di atas tutup pendamaian. Akta perjanjian ini menutupi semua dosa kaum saleh Perjanjian Lama.
Tatkala Kristus mati di atas salib, akta perjanjian ini telah ditebus-Nya, bahkan dibayar lunas. Allah telah membenarkan kita dengan cuma-cuma, demi kasih karunia-Nya melalui penebusan di dalam Kristus dan melalui iman Yesus (Rm. 3:24, 26). Pada pihak Allah, pembenaran adalah bersandar pada kebenaran-Nya; sedang pada pihak kita, pembenaran ialah karena kasih karunia yang cuma-cuma. Cara Allah menanggulangi kita pada hari ini bukan hanya melewatkan dosa-dosa kita, melainkan membenarkan kita. Allah telah membenarkan kita. Kini oleh kasih karunia-Nya, Kristus sebagai tutup pendamaian menjadi tempat di mana kita dapat berdamai dengan Allah, berjumpa dengan Allah, diinfus dengan Allah, mendengar suara-Nya, mempelajari hasrat hati-Nya, dan menerima visi, wahyu, dan petunjuk bagi kehidupan kita sehari-hari (Bil. 7:89; 2 Kor. 3:18). Mari kita buka hati kita, bersandar darah-Nya datang ke hadirat-Nya, dan menemukan kasih karunia-Nya.

Apabila Musa masuk ke dalam Kemah Pertemuan untuk berbicara dengan Dia, maka ia mendengar suara yang berfirman kepadanya dari atas tutup pendamaian (Bil. 7:89a)

No comments: