Hitstat

28 September 2010

Roma Volume 2 - Minggu 1 Rabu

Kasih Allah Telah Dicurahkan dalam Hati Kita
Roma 5:5
Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.

Ayat Bacaan: Rm. 5:5

Kita seringkali memerlukan dorongan dan peneguhan terutama saat melewati masa-masa sulit, penuh penderitaan. Akhirnya, banyak pertanyaan dan keragu-raguan yang hinggap dipikiran kita. Boleh jadi kita berkata, “Mengapa setelah menjadi orang Kristen aku justru mengalami banyak kesulitan? Mengapa banyak ujian dan pencobaan?” Namun kita tak dapat menyangkal bahwa kasih Allah ada di dalam kita. Sejak kali pertama kita menyeru nama Tuhan Yesus, kasih Allah telah dicurahkan ke dalam hati kita melalui Roh Kudus (Rm. 5:5). Artinya Roh itu pun telah menjamin kita dengan kasih Allah. Roh itu seolah-olah berkata, “Janganlah ragu, Allah mengasihimu. Kamu tidak paham mengapa kamu kini menderita, namun pada suatu hari kamu akan berkata: Ya Bapa, aku bersyukur kepada-Mu karena kesukaran dan pencobaan yang kualami.” Ketika kita memasuki gerbang kekekalan, kita akan berkata: Terpujilah Tuhan, karena penderitaan dan ujian yang menimpaku dalam jalan hidupku. Allah memakai semua ini untuk mengubahku.”
Kasih Allah telah dicurahkan ke dalam hati kita! Meskipun kita terkena malapetaka, miskin dan tertekan, kita tak dapat menyangkal kehadiran kasih Allah di dalam kita. Ingatlah, Kristus telah mati bagi kaum dosa yang durhaka seperti kita. Kita pernah menjadi seteru-Nya, namun Kristus telah mencurahkan darah-Nya di atas salib untuk mendamaikan kita dengan Allah.
Seorang hamba Tuhan yang bernama George Whitefield pernah berkata: “Kasih Allah sudah dicurahkan rata ke dalam hatinya oleh Roh Kudus, hingga ia dapat menaruh kasih yang murni dan lemah-lembut terhadap setiap orang. Karena itulah ia dapat berkata-kata dengan tidak kunjung habis, dan mengeluarkan suatu tenaga yang ajaib yang dapat menundukkan orang dosa yang keras hati. Kasih itu sering membuat kepalanya bagaikan kolam, dan matanya bagaikan pancaran air mata.” Inilah teladan dari Goerge Whitefield, seorang hamba Tuhan yang di dalam hidupnya telah menjamah kasih Allah di dalam kesengsaraannya. Hari ini, jika kita bisa mengalami kasih Allah yang dicurahkan ke dalam hati kita, khususnya ketika kita berada dalam penderitaan, maka kita pasti akan menjadi seorang pengasih Kristus dan manusia.

Aku berdoa, supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus...dan dapat mengenal kasih itu (Ef. 3:18-19a)

No comments: