Hitstat

27 September 2010

Roma Volume 2 - Minggu 1 Selasa

Bermegah di dalam Pengharapan dan Kesengsaraan
Roma 5:2b-3a, 11a
Di dalam anugerah ini kita berdiri dan kita bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah. Bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, ... melalui Yesus Kristus

Ayat Bacaan: Rm. 5:2b-4, 11; 8:28-29

Dalam ketiga ayat di atas secara berulang kali menyebutkan kata “bermegah”. Secara harfiah, kata “bermegah” di sini mencakup arti bersukacita, bersorak riang, memuji, dan dipenuhi dengan rasa bangga. Kita yang telah didamaikan terhadap Allah dan berdiri dalam wilayah kasih karunia, kita akan senantiasa bersukacita, bersorak riang, memuji dan merasa bangga di dalam Allah yang adalah bagian kekal kita untuk kita nikmati. Akan tetapi keselamatan Allah tidak berhenti sampai Allah menjadi kenikmatan kita saja. Keselamatan Allah mencakup kedambaan hati Allah, yaitu agar seluruh umat tebusan-Nya bisa menjadi serupa dengan gambar Putra-Nya. Karena itu, orang alamiah kita perlu dikuduskan, diubah, dan diserupakan. Itulah sebabnya Allah mendatangkan berbagai kesulitan dan penderitaan untuk kebaikan kita (Rm. 8:28-29).
Hari ini kita semua menyukai damai sejahtera, kasih karunia, dan kemuliaan, namun tidak seorang pun menyukai kesulitan. Ini dikarenakan kita belum mengenal apakah itu kesulitan? Kesulitan sebenarnya merupakan jelmaan dari kasih karunia beserta semua kelimpahan Kristus. Madame Guyon pernah mengatakan, ia selalu mencium semua salib yang diberikan kepadanya. Ia bahkan menantikan datangnya salib-salib lainnya, sebab ia menyadari bahwa salib mendatangkan Allah kepadanya. Madame Guyon pernah berkata, “Allah memberikan salib kepadaku, dan salib mendatangkan Allah kepadaku.” Ia selalu menyambut kedatangan salib, karena bila ia memiliki salib, ia memiliki Allah. Saudara-saudari, kesengsaraan adalah satu salib, dan kasih karunia adalah Allah sebagai bagian kita untuk kenikmatan kita. Dan kasih karunia ini terutama mengunjungi kita dalam bentuk kesengsaraan.
Setiap kesengsaraan akan menghasilkan ketekunan, dan ketekunan akan menghasilkan tahan uji (Rm. 5:3-4). Ketika suatu kesengsaraan menimpa kita, maka secara otomatis kita berdoa kepada Allah, bahkan membuat kita berdoa dengan tekun. Dan pada akhir doa tersebutlah kita menikmati dan mengalami Allah yang menjadi ketahanan kita sehingga kita menjadi orang yang terus menerus menaruh pengharapan di dalam Allah.

Tetapi aku sekali-kali tidak mau bermegah, selain dalam salib Tuhan kita Yesus Kristus (Gal. 6:14a)

No comments: