Hitstat

02 September 2011

1 Korintus - Minggu 25 Jumat

Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 14:4, 12


Dapatkah berbahasa lidah membantu Tubuh bertumbuh secara organik dan mengekspresikan Kristus? Kita perlu menjawab pertanyaan ini dengan hati-hati. Adalah salah bila kita mengatakan bahwa berbahasa lidah itu tidak dapat memberikan bantuan apa pun bagi pertumbuhan Tubuh. Berbahasa lidah masih ada hubungan dengan Roh itu, dan Roh itu adalah bagi Tubuh. Karena alasan ini, kita tidak boleh mengatakan bahwa berbahasa lidah tidak mungkin berfaedah bagi Tubuh. Faktor yang menentukan ini berkenaan dengan realisasi kita mengenai berbahasa lidah dan penerapan kita terhadapnya. Jika Anda berbahasa lidah bagi penuntutan Anda sendiri, maka hal ini akan merusak Tubuh. Tetapi jika Anda menuntut berbahasa lidah bagi Tubuh dan jika Anda memperhatikan Tubuh, maka berbahasa lidah Anda itu akan berfaedah bagi Tubuh ini. Beberapa orang di antara kita bersaksi bahwa berbahasa lidah merangsang mereka secara batini untuk menuntut Kristus. Ini adalah fakta yang tidak dapat disangkal. Sesungguhnya menuntut Kristus berdasar pada Roh itu dan bagi Tubuh. Namun, orang-orang yang terangsang untuk menuntut Kristus oleh Roh itu melalui berbahasa lidah mungkin tidak menyadari bahwa penuntutan mereka akan Kristus itu haruslah bagi Tubuh. Dalam kasus yang demikian ini, realisasi mereka mengenai berbahasa lidah itu agak kurang. Agar berbahasa lidah dapat berfaedah bagi Tubuh itu tergantung pada realisasi dan penerapan yang tepat.

Sekarang izinkan saya mengajukan pertanyaan lainnya: Apakah berbahasa lidah berfaedah dalam pembangunan gereja bagi pemerintahan Allah? Jawaban untuk pertanyaan ini jelas dan mutlak tidak. Khususnya seperti yang dipraktekkan pada hari ini, berbahasa lidah itu tidak membantu pemerintahan Allah. Sebaliknya, dalam kasus demi kasus berbahasa lidah merusak gereja, meruntuhkan pemerintahan Allah, dan menjatuhkan pemerintahan ilahi.

Dalam Roma 12 Paulus membicarakan tentang fungsi karunia yang tepat dalam Tubuh Tuhan. Di sini Paulus tidak mengatakan mengenai berbahasa lidah atau tentang kesembuhan ilahi. Sebaliknya, ia menekankan tentang memiliki belas kasihan, kasih seorang terhadap yang lain, dan memberikan tumpangan. Ini menunjukkan bahwa Paulus memelopori untuk merendahkan perkara berbahasa lidah. Sikap Paulus dalam ministri penyempurnaannya terhadap perihal berbahasa lidah adalah merendahkannya.

Dalam Yohanes 7:37-39 Yohanes menunjukkan bahwa semua orang yang percaya kepada Kristus akan menerima Roh itu dan dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup. Ini bukan mengacu kepada Roh itu dalam berbahasa lidah atau kesembuhan ilahi, melainkan mengacu kepada Roh hayat. Kaum beriman dalam Kristus akan minum Roh hayat ini. Kemudian dari lubuk batin mereka akan mengalir sungai air kehidupan. Inilah yang dikatakan Yohanes dalam Injilnya. Dalam Surat Kirimannya yang pertama ia melanjutkan dengan membicarakan tentang pengurapan yang kita miliki di dalam kita. Yohanes tidak membicarakan tentang pengurapan di atas kita, melainkan tentang pengurapan yang ada di dalam kita. Di dalam kita, kita memiliki Roh hayat, dan Roh ini adalah minyak urapan yang dengannya kita diurapi. Minyak urapan ini dilambangkan dalam Keluaran 30 oleh minyak yang diramu dengan rempah-rempah. Minyak urapan ini bukan dialami dengan cara yang ajaib, melainkan secara spontan dalam kehidupan kita sehari-hari. Karena itu, dari hal ini kita melihat bahwa Yohanes sama dengan Paulus dalam hal tidak menekankan tentang berbahasa lidah, kesembuhan, atau mujizat-mujizat.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Korintus, Buku 3, Berita 62

No comments: