Hitstat

03 September 2011

1 Korintus - Minggu 25 Sabtu

Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 14:4, 12, 20-25


Kedambaan saya adalah berbicara bagi Kristus dan mengutarakan Kristus. Meskipun demikian, khususnya sebagai bantuan bagi orang muda, saya berbeban untuk menjelaskan mengapa saya tidak mendorong praktek berbahasa lidah. Meskipun saya tidak menentang perihal berbahasa lidah, tetapi saya tidak mendorongnya. Alasan saya berdasar pada pengalaman saya dan penyelidikan saya.

Saya tidak mendorong Anda untuk berbahasa lidah pada hari ini karena hal itu dapat dibandingkan dengan opium atau morfin. Dokter-dokter medis tahu bahwa opium dan morfin dapat berfaedah dalam menanggulangi rasa sakit atau penyakit-penyakit tertentu, tetapi dosisnya harus dibatasi dan pemakaiannya terbatas. Dengan pemakaian yang tepat dan pembatasan yang memadai, opium dan morfin ini barulah berfaedah. Bahayanya adalah menjadi ketagihan dengan obat-obat ini. Begitu seseorang ketagihan opium atau morfin, akibatnya sangat fatal. Banyak orang mungkin mempraktekkan berbahasa lidah untuk sejangka waktu dan kemudian berhenti. Namun, yang lainnya ada yang menjadi ketagihan dengan berbahasa lidah. Mereka mungkin menjadi ketagihan sedemikian rupa hingga ketika mereka berkumpul bersama-sama mereka tidak memperhatikan yang lainnya lagi.

Kedua, untuk jangka panjang berbahasa lidah tidak membantu kaum beriman bertumbuh dalam hayat. Sebaliknya, ketagihan berbahasa lidah akan mengarah kepada pengumbaran hawa nafsu. Benar, ada beberapa yang bersaksi bahwa berbahasa lidah merangsang sesuatu di dalam mereka untuk menuntut Kristus. Ini adalah akibat yang tepat dari berbahasa lidah. Tetapi orang-orang yang ketagihan berbahasa lidah hanya memperhatikan kegembiraan mereka. Mereka tidak peduli dengan ketenangan hati. Akibatnya, ada banyak kasus perzinahan di antara mereka.

Ketiga, orang-orang yang ketagihan dengan berbahasa lidah tidak memiliki telinga untuk mendengar perkataan tentang salib dan hal-hal yang dalam mengenai Kristus. Mereka seperti sepotong kayu yang telah rusak oleh tukang kayu yang bodoh dan tidak dapat dipakai untuk membuat perabot yang lebih baik. Mereka tidak memiliki hati terhadap hal-hal yang dalam tentang Kristus atau hayat dalam kebangkitan. Mereka tidak memiliki hati untuk mendengarkan perkataan yang sehat.

Keempat, tidak ada orang Kristen lainnya yang merdeka dan memecah belah seperti orang-orang yang mempromosikan praktek berbahasa lidah. Setiap orang yang berbahasa lidah itu merdeka, individualistis, dan memecah belah. Setiap orang hanya memperhatikan dirinya sendiri. Melalui hal ini kita melihat bahwa musuh merayap masuk untuk memakai sesuatu yang mungkin berasal dari Allah untuk merusak pemerintahan Allah.

Berbahasa lidah lebih banyak mendatangkan kerugian daripada keuntungan. Tiga kali kita berusaha mempraktekkan hal ini dalam kehidupan gereja, tiga kali pula kita menderita kerugian. Kita berharap pemulihan Tuhan ini akan terpelihara dari kerusakan yang disebabkan oleh berbahasa lidah pada hari ini dan senantiasa berada dalam cara hayat yang murni, dan tidak dinodai oleh percampuran apa pun.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Korintus, Buku 3, Berita 62

No comments: