Hitstat

14 September 2011

1 Korintus - Minggu 27 Rabu

Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 15:1-11; Yoh. 14:19; Gal. 2:20


Dalam 1 Kor. 15:5-11 Paulus membicarakan tentang saksi-saksi kebangkitan Kristus. Ayat 5 mengatakan, "Bahwa Ia telah menampakkan diri kepada Kefas dan kemudian kepada kedua belas murid-Nya." Para rasul dan para murid sebermula adalah saksi-saksi mata dari kebangkitan Kristus (Kis. 1:22), dan pemberitaan mereka menekankan kesaksian mereka akan hal ini (Kis. 2:32; 4:33). Mereka mempersaksikan Kristus yang bangkit tidak hanya dengan pengajaran mereka, tetapi juga kehidupan mereka. Mereka hidup bersama-sama dengan Dia dalam kehidupan-Nya di dalam kebangkitan (Yoh. 14:19).

Dalam ayat 8 dan 9 Paulus menyebut dirinya sendiri, "Yang paling akhir dari semuanya Ia menampakkan diri juga kepadaku, sama seperti kepada anak yang lahir sebelum waktunya. Karena akulah yang paling hina dari semua rasul, sebab aku telah menganiaya jemaat Allah." Orang yang menganiaya Kristus dan gereja menjadi seorang rasul. Dalam ayat 10 Paulus melanjutkan, "Tetapi karena anugerah (kasih karunia) Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan anugerah yang diberikan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras daripada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan anugerah Allah yang menyertai aku." Kasih karunia yang disebut tiga kali dalam ayat ini adalah Kristus yang bangkit menjadi Roh pemberi-hayat (ayat 45) untuk membawa Allah Tritunggal, yang telah melalui proses di dalam kebangkitan, ke dalam kita sebagai hayat dan suplai hayat kita, agar kita dapat hidup di dalam kebangkitan. Karena itu, kasih karunia adalah Allah Tritunggal menjadi hayat dan segala-gala bagi kita. Karena kasih karunia inilah, Saulus dari Tarsus, orang yang paling berdosa (1 Tim. 1:15-16), telah menjadi rasul di antara segala rasul, bekerja lebih keras daripada semua rasul. Ministri dan hidupnya yang bersandarkan kasih karunia ini merupakan kesaksian yang tidak dapat disangkal atas kebangkitan Kristus.

Dalam ayat 10 ini kasih karunia adalah Kristus yang berada dalam kebangkitan dan yang adalah kebangkitan. Bila kita membandingkan 1 Korintus 15:10 dengan Galatia 2:20, kita melihat bahwa kasih karunia ini bukanah satu hal, melainkan satu Persona. Semua murid dan rasul yang melihat Kristus yang bangkit ini bukan hanya melihat Dia secara obyektif, tetapi juga mengalami Dia secara subyektif. Melalui mereka melihat Kristus, Dia masuk ke dalam mereka dan menjadi Dia yang subyektif di dalam mereka. Ketika hari Pentakosta tiba, inilah yang membuat mereka hidup, perkasa, dan lincah. Kristus yang bangkit ada di dalam mereka. Bukan hanya Kristus sendiri yang bangkit secara obyektif, melainkan dalam kebangkitan itu Dia hidup di dalam Petrus, Yohanes, dan semua rasul serta murid lainnya.

Sepanjang abad, semua hamba Allah yang hidup memiliki Kristus yang bangkit yang hidup di dalam mereka. Saya juga dapat bersaksi bahwa Dia hidup di dalam saya, membuat saya dapat melakukan apa yang tidak pernah dapat saya lakukan sendiri. Haleluya, Tuhan Yesus itu hidup! Bagaimana kita tahu Dia itu hidup? Seperti kidung mengatakan, kita tahu Dia hidup karena Dia hidup di dalam kita. Kita mungkin dianiaya dan ditentang, dan kita mungkin sangat menderita. Tetapi kita memiliki Kristus yang bangkit di dalam kita. Semakin kita ditentang, semakin kita menjadi hidup dan aktif. Jadi, kesaksian kita adalah ini: Bukan lagi aku, melainkan kasih karuna Allah yang menyertai kita.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Korintus, Buku 3, Berita 65

No comments: