Hitstat

08 September 2011

1 Korintus - Minggu 26 Kamis

Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 1:2; 6:17; Ef. 5:18-19


Pada permulaan zaman gereja, orang-orang kudus itu sangat sederhana. Mereka tidak memiliki Perjanjian Baru, dan sangat sedikit memiliki salinan dari Perjanjian Lama. Lagi pula, mereka tidak memiliki buku-buku kidung. Namun, ada satu hal: mereka semua memiliki Roh pemberi-hayat yang almuhit. Dalam permulaan kehidupan gereja, tidak ada begitu banyak doktrin, praktek, atau cara-cara untuk bekerja bagi Tuhan. Sebaliknya, orang-orang kudus hanya menikmati Roh itu yang hidup dan berhuni di dalam roh mereka. Hal ini membuat mereka menjadi umat yang berbeda. Sebelum mereka diselamatkan, mereka berada dalam keadaan yang digambarkan oleh Paulus dalam Efesus 2:1-3. Tetapi setelah mereka diselamatkan, bertobat, dan dilahirkan kembali, mereka menjadi umat lainnya, satu umat yang dihuni oleh Roh yang almuhit.

Orang-orang dalam gereja sebermula dikenal melalui fakta bahwa mereka berseru kepada nama Tuhan Yesus. Kisah Para Rasul 9:14 mengatakan bahwa Saulus memiliki kuasa dari imam-imam kepala untuk membelenggu semua orang yang berseru kepada nama Tuhan. Praktek berseru kepada nama Tuhan Yesus ini adalah tanda dari orang beriman dalam Kristus. Orang-orang yang tidak percaya dapat dengan mudah mengenal orang Kristen melalui fakta bahwa ia berseru kepada nama Tuhan. Saya yakin bahwa orang-orang Kristen sebermula itu setiap hari berseru kepada nama Tuhan.

Selain berseru kepada nama Tuhan, orang-orang dalam gereja yang sebermula banyak membicarakan tentang Tuhan Yesus. Mereka saling membicarakan Tuhan, kepada seorang akan yang lain dan kepada orang-orang yang tidak percaya. Pembicaraan mereka adalah bertutur-sabda, jenis bertutur-sabda yang ditekankan dalam Perjanjian Baru. Tidak seperti para nabi Perjanjian Lama, orang-orang yang percaya kepada Kristus tidak perlu menunggu Roh Tuhan turun ke atas mereka untuk bertutur-sabda. Sejak kita berseru kepada nama Tuhan untuk kali pertama, Kristus sebagai Roh yang hidup itu telah ada di dalam roh kita. Karena alasan ini, maka Paulus dapat berkata, "Siapa yang mengikatkan diri-Nya pada Tuhan menjadi satu roh dengan Dia" (6:17). Betapa ajaib bahwa Roh itu berbaur dengan roh kita! Lagi pula, roh ini tunduk kepada kita (14:32). Karena roh kita tunduk kepada kita, maka tidak perlu lagi menunggu Roh itu turun ke atas kita. Sebaliknya, kita hanya perlu melatih roh kita. Sesungguhnya orang-orang Kristen dalam permulaan kehidupan gereja melatih roh mereka untuk berbicara kepada satu sama lain dan kepada orang-orang yang tidak percaya demi kepentingan Tuhan.

Kapan saja kita berhimpun bersama dalam sidang-sidang gereja, kita harus memamerkan apa yang kita nikmati setiap hari atas diri Tuhan. Dalam suatu pameran, orang-orang memperlihatkan atau memamerkan sesuatu yang mereka miliki atau mereka hasilkan. Kita hanya bisa memamerkan apa yang kita miliki, bukan apa yang tidak kita miliki. Perhimpunan orang Kristen yang tepat harus merupakan satu pameran dari kehidupan kristiani kita. Sidang ini harus menjadi satu pameran kekayaan Kristus yang kita alami dalam kehidupan kita setiap hari. Jika kita setiap hari melatih roh kita untuk mengontak Tuhan, maka dalam sidang-sidang gereja kita akan memiliki sesuatu dari Kristus untuk dibagikan dan dinikmati bersama orang-orang kudus.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Korintus, Buku 3, Berita 64

No comments: